“Tindakan pencegahan covid-19 dengan varian apa saja masih sama dengan sebelumnya. Protokol kesehatan masih menjadi kunci yang penting dan tentunya vaksinasi yang perlu didorong terutama untuk vaksin booster yang cakupannya masih rendah di bawah 30 persen,” kata Laura dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 24 Juni 2022.
Laura menjelaskan antibodi yang terbentuk pasca vaksinasi dapat berkurang dengan periode waktu lebih dari enam bulan. Untuk itu, perlu dibangkitkan kembali antibodi untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap kemungkinan varian baru yang muncul.
Dia menyebut pada subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki gejala yang hampir sama dengan varian sebelumnya sesama Omicron. Namun, lebih ringan ketimbang varian Delta.
Kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terus mengalami kenaikan namun masih dalam batas aman. Kenaikan kasus akibat kemunculan BA.4 atau BA.5 di Indonesia sebagian besar sudah transmisi lokal.
Laura menyebut hingga kini belum ada kematian yang disebabkan oleh virus Omicron BA.4 dan BA.5. “Kabar baiknya, severitas rendah dan tidak ditemukan kematian. Di Afrika Selatan sudah mencapai puncak dari BA.4 atau BA.5. Tinggi puncak kasusnya sekitar 1/3 dari puncak Omicron BA.1. CRF cuma 5 per 100.000 kasus positif, dibandingkan dengan CFR pada subvarian sebelumnya yang 1-4 per seratus kasus positif,” papar dia.
Baca: Kasus Varian Omicron BA.4 dan BA.5 Terbanyak di Jakarta dan Jabar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id