Pernyataan ini disampaikan Cecep, sebab SBMPTN merupakan salah satu jalur penerimaan mahasiswa yang diinisiasi pemerintah dan dilakukan bersama-sama. Artinya, melalui jalur SBMPTN, calon mahasiswa akan dipermudah untuk masuk ke PTN favorit.
Cecep mengatakan, meski protokol kesehatan dijalankan, PTN seharusnya bisa menyesuaikan dengan kemampuan peserta. Tidak semua calon mahasiswa mampu mengeluarkan biaya ekstra untuk melakukan tes swab antigen yang mencapai Rp200.000-250.000.
Sementara, kata Cecep, ada opsi metode tes covid-19 lainnya seperti GeNose yang lebih murah sudah marak diterapkan. "Kenapa tidak diupayakan untuk pakai tes korona GeNose yang murah tapi akurat?" tuturnya, Jumat, 9 April 2021.
Baca juga: Wajib Swab Antigen, Berikut Informasi Lengkap Pusat UTBK UNJ
Dia menyarankan, agar gugus tugas bisa memberi solusi untuk masalah tersebut. Pasalnya, penggunaan GeNose yang murah sudah menjadi bagian dari pelaksanaan prokes yang sesuai standar.
Menurutnya, PTN juga seharusnya berkoordinasi dengan gugus tugas. Sehingga, penerapan prokes tidak memberatkan peserta UTBK yang berasal dari berbagai latar belakang ekonomi.
"Saran saya tim gugus tugas penanganan covid pusat bisa memberi masukan kepada panitia UTBK," kata Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia itu.
Sebelumnya, beberapa pusat UTBK mengumumkan bahwa pihaknya mewajibkan peserta UTBK untuk melakukan tes swab antigen sebelum ujian. Biaya tes itu dinilai cukup memberatkan peserta. Apalagi, kebijakan tersebut tidak berlaku untuk semua pusat UTBK, di mana ada PTN yang hanya menerapkan prokes standar seperti 3M.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News