Hatma menandaskan jika jumlah mahasiswa yang mengikuti pertemuan tatap muka banyak maka dalam pelaksanaannya akan digilir. Misal, dalam satu kelas yang mengikuti 100 mahasiswa, sementara kapasitas ruang hanya 50 orang maka akan dibagi dua.
Penyelenggaraan tatap muka pertama dilaksanakan dengan cara separuh masuk kelas dan separuh mengikuti streaming. Demikian pula berikutnya yang tadinya mengikuti streaming bergantian masuk kelas, dan separuh lainnya mengikuti streaming.
Hatma menambahkan bagi mahasiswa yang akan mengikuti PTM Terkendali selain pernah vaksin I diharapkan melampirkan izin berupa persetujuan dari orang tua untuk mengikuti pertemuan tatap muka. Di samping itu, mahasiswa juga diharapkan membuat surat pernyataan dalam keadaan sehat dan akan lebih baik bila dilengkapi dengan surat keterangan sehat dari Puskesmas atau GMC.
“Meskipun lampiran dari layanan kesehatan ini tidak wajib, yang penting membuat pernyataan kalau dirinya dalam kondisi sehat," urainya.
Hatma menandaskan waktu kuliah PTM Terkendali dibatasi. Untuk kegiatan dalam kelas tidak boleh lebih dari 60 menit, dan batasan waktu ini berdasar hasil dari survei dan juga rekomendasi dari aspek kesehatan agar tidak boleh berlama-lama dalam kelas.
Jadi, semua harus efisien karena PTM Terkendali ini merupakan bagian dari implementasi kegiatan belajar mengajar bauran. Sehingga jika PTM Terkendali ini dalam pelaksanaannya berhasil maka maka pola-pola pembelajaran UGM ke depan akan banyak memakai model KBM Bauran.
“Sehingga kita tidak akan lagi kembali seperti dulu, tapi kita memasuki era kenormalan berikutnya dengan KBM Bauran ini sehingga ada efisiensi dalam penyelenggaraan pembelajaran," imbuhnya.
Harapan keberhasilan tersebut, kata Hatma, juga tidak lepas dari dukungan Health Promotion University (HPU) di tingkat universitas dan fakultas. HPU diharapkan menjadi pengawal untuk pelaksanaan PTM Terkendali nantinya.
“Tentu harapannya tidak ada klaster, kalau aman yang nanti mungkin akan ada peningkatan secara bertahap, paling tidak sekarang mencoba dulu agar tendiknya juga terbiasa melayani dengan PTM Terkendali, kemudian mahasiswanya juga paham dengan protokol yang harus dilakukan, dan dosen bisa menyiapkan untuk itu. Tentu selalu dilakukan evaluasi nantinya, kan di KBM Bauran juga sudah ada mekanisme evaluasi," ucapnya.
Sebelumnya, selama masa penyelenggaraan UTS masing-masing fakultas diharapkan untuk menyiapkan pembelajaran tatap muka terkendali.
“Jadi, kita mengistilahkannya PTM terkendali bukan PTM Terbatas, karena kalau PTM Terbatas kan hitungannya pada jumlah, tapi untuk PTM Terkendali bukan hanya menyangkut soal jumlah, namun juga soal infrastruktur dan lain-lain, termasuk infrastruktur kesehatan," kata Hatma, dalam siaran pers, Kamis, 30 September 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id