Dosen IPB University dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Irzal Effendi. DOK IPB
Dosen IPB University dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Irzal Effendi. DOK IPB

Pakar IPB Ungkap Pentingnya Kualitas SDM dan Kemajuan Teknologi dalam Budidaya Laut

Renatha Swasty • 08 Juni 2022 18:37
 Jakarta: Dosen IPB University dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Irzal Effendi, mengungkapkan salah satu motivasi mengajar sebagai dosen perikanan adalah ketertarikan pada potensi sumber daya laut Indonesia. Sebelumnya, dia juga berkecimpung di dunia usaha perikanan. 
 
Saat ini, dia berfokus pada studi lobster dan terlibat dalam beberapa diskusi terkait regulasi budidaya lobster di Indonesia. Dia menyebut Departemen Budidaya Perairan IPB University sudah mengikuti arus utama pembangunan Indonesia. 
 
Irzal mengatakan Departemen Budidaya Perairan IPB University memenuhi kebutuhan terhadap pengembangan ilmu perikanan. Tidak hanya itu, mahasiswanya juga didorong untuk praktik langsung ke laut. Hal ini penting untuk memberikan perspektif kepada mahasiswa ihwal potensi laut Indonesia sangat luas.  

“Apabila laut itu kita kelola dengan baik dan mengerahkan masyarakat berpendidikan tinggi atau lulusan perguruan tinggi tentu ini juga turut mendukung kesatuan bangsa,” kata Irzal dalam podcast Estuary Speaks bertema “Budidaya Laut (Marikultur)” yang diselenggarakan FPIK IPB University dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Juni 2022. 
 
Dosen IPB itu menjelaskan pengembangan marikultur membutuhkan nasionalisme yang kuat. Dia menyebut tanpa pengerahan militer, hanya dengan pengelolaan ekonomi kelautan berupa marikultur sudah turut serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 
 
Hal ini disebut sebagai nasionalisme marikultur dan sering disampaikan kepada mahasiswa. Irzal juga menyebut marikultur tidak boleh tertinggal dalam hal pengembangan inovasi. 
 
Dia mengatakan meluasnya perkembangan teknologi 4.0 harus turut diaplikasikan ke bidang marikultur. Irzal menyebut beberapa penelitian di Departemen BDP IPB telah mencoba menerapkan teknologi ini. Mulai dari kamera pintar bawah air untuk memantau ikan jarak jauh, smart automatic feeder, hingga teknologi budidaya di dasar laut.
 
Pakar akuakultur dari IPB itu menyebut semua inovasi ini penting untuk memudahkan pembudidaya memantau dan menyeleksi ikan, meningkatkan kualitas ikan, meminimalkan pemborosan, dan meningkatkan produktivitas. Inovasi ini diarahkan menuju budidaya perikanan yang lebih presisi dengan melibatkan mahasiswa di setiap penelitiannya. 
 
“Teknologi akan selalu kita ikuti untuk terciptanya efisiensi dan produktivitas akuakultur yang setinggi mungkin,” tutur dia. 
 
Irzal menyebut basis data yang baik akan membuat pengembangan teknologi perikanan semakin akurat. Terutama bila ingin dikembangkan sebagai aplikasi smartphone. Aplikasi ini akan menuntun pembudidaya yang memanfaatkannya dalam praktik budidaya.
 
Baca: Dosen Muda IPB Bagikan Manfaat dan Upaya Pelestarian Serangga

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan