“Ada suatu disrupsi dalam suatu pekerjaan kefarmasian yang menurut saya erat kaitannya dengan teknologi informasi,” ujar Nasrul pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Beyond Pharmacy: Pharmacoinformatics” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, dikutip dari laman Unpad, Selasa, 14 Juni 2022.
Nasrul menjelaskan, pharmacoinformatics merupakan suatu bidang ilmu yang di dalamnya memanfaakan teknologi untuk saling mengoneksikan aspek penghantaran obat dari basic science sampai ke penggunaan kliniknya. Baik untuk medikasi bagi individu maupun populasi.
Lebih lanjut Nasrul menjelaskan, pharmacoinformatics semakin berkembang, dari semula meliputi farmasi praktis atau pelayanan, menjadi farmasi edukasi dan riset, serta aplikasi klinis. Pharmacoinformatics terbagi dalam dua aspek, yaitu scientific aspect (aspek ilmiah) dan service aspect (aspek pelayanan).
“Inilah yang menurut saya pribadi sesuatu hal yang ke depan seorang farmasi atau seorang calon apoteker itu harus memiliki keilmuan terkait pharmacoinformatics,” ujar Nasrul.
Ia mengatakan, untuk mempersiapkan lulusan Farmasi agar siap menghadapi perkembangan pekerjaan di masa depan, pharmacoinformatics perlu menjadi bagian dari kurikulum di pendidikan Farmasi. “Di Farmasi ini harus memasukan mata kuliah Pharmacoinformatics dan mungkin kemudian tidak hanya sebagai mata kuliah pilihan dan nanti akan menjadi mata kuliah wajib bagi para mahasiswa untuk mempersiapkan di masa depan,” ujarnya.
Baca juga: Tertarik Memilih Jurusan Farmasi? Ternyata Enggak Cuma Belajar Meracik Obat Loh!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News