Bedah buku Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Perpustakaan Badan Bahasa, Jakarta Timur, Selasa, 5 Desember 2023. Foto: Dok Badan Bahasa
Bedah buku Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Perpustakaan Badan Bahasa, Jakarta Timur, Selasa, 5 Desember 2023. Foto: Dok Badan Bahasa

Mengubah Generasi Kaca Jadi Generasi Emas Tangguh

Medcom • 06 Desember 2023 09:56
Jakarta: Istilah generasi kaca kerap disematkan pada anak kelahiran 2010 hingga yang akan lahir pada 2024. Mereka masuk ke dalam kategori anak generasi pertama yang lahir utuh pada abad ke-21.
 
"Mereka generasi yang tumbuh dengan streaming, media sosial, dan layar di setiap perangkat elektronik yang tersedia. Hanya dengan sekali klik. Tumbuh dengan perkembangan perangkat teknologi digital yang berkembang pesat. Disebut juga generasi kaca," kata dokter dari Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RS Neuropsikiatri Soeharto Heerdjan, dr Isa Multazam Noor, melalui keterangan tertulis, Rabu, 6 Desember 2023.
 
Isa menjelaskan kehidupan sehari-hari anak generasi kaca selalu dipengaruhi oleh sistem berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence). Mereka mengembangkan sendiri nilai-nilai yang dipelajari dari avatar dan mesin pembantu seperti Alexa dan Siri.

"Menjadikan mereka rentan terhadap masalah psikososial," kata dr Isa.
 
Dia mengingatkan dunia digital amat berpengaruh bagi kesehatan jiwa, apalagi bagi mereka yang belum melek literasi digital. Kasus-kasus cyberbullying (perundungan di dunia maya), pornografi, judi online, kecanduan games, hingga perilaku seksual dan kekerasan (violence) bermunculan.
 
"Hal ini tentunya harus dipersipkan dengan upaya pendidikan dan pengajaran yang baik. Salah satunya dengan menghadirkan buku cerita untuk menciptakan generasi emas yang tangguh," kata Isa.
 
Pernyataan Isa ini mengemuka dalam bedah buku bertema Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Perpustakaan Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 5 Desember 2023. Bedah buku yang diikuti pegiat literasi, penulis, guru, mahasiswa, dan dosen.
 
Hadir sebagai pembicara, Erna Fitrini (penulis); Wenny Oktavia (penulis buku anak dan Widyabasa Ahli Madya); Mira Ariyani (Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fakultas Pendidikan Psikologi UNJ); dan dr Isa Multazam Noor (dokter di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, RSJ Dr Soeharto Heerdjan). 
 
Baca: Praktisi: Memaksa Anak Usia Dini Calistung Itu Wajah PAUD Zaman Dulu
 
Acara ini diseling pembacaan buku cerita berjudul Izin Dahulu, Ya oleh Pendiri Taman Bacaan Masyarakat Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih. Ditampilkan juga musikalisasi puisi oleh Komunitas Van Der Wijck yang terdiri atas para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka.
 
Erna Fitrini, penulis Buku Anis Tidak Suka, mengatakan bukunya ditulis dari pengalaman beberapa peristiwa kekerasan terhadap anak yang terjadi di Jakarta pada 2017 hingga 2018. Menurut dia, anak yang mengalami kekerasan dari orang dewasa akan melakukan hal yang sama kepada anak yang lebih kecil.
 
"Dampak dari kekerasan terhadap anak ternyata tidak menunggu masa dewasa," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan