Ilustrasi bullying. Medcom.id
Ilustrasi bullying. Medcom.id

FSGI Ungkap 3 Faktor Anak di Bawah Umur Lakukan Perundungan

Renatha Swasty • 02 Oktober 2023 20:03
Jakarta: Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkap tiga faktor yang menyebabkan seorang anak melakukan perundungan atau tindak pidana sehingga harus berhadapan dengan hukum atau berkonflik dengan hukum. Ketiganya, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor situsional.  
 
"Minimnya keteladanan dari orang tua atau orang dewasa di sekitar anak tumbuh kembang juga bisa menjadi faktor penyebab, mengingat perilaku anak 70 persen meniru orang dewasa di sekitarnya," tulis FSGI dalam keterangan tertulis, Senin, 2 Oktober 2023.  
 
FSGI memaparkan faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri dan lingkungan keluarganya atau pengasuhan yang diterima anak dari keluarganya. Misalnya, karena salah asuhan, salah didikan dari orang tua sehingga anak menjadi manja, selalu dibela, sehingga anak tidak paham konsekuensi dari perbuatannya.

"Atau bisa juga karena anak justru diasuh dengan kekerasan oleh orang tuanya. Sehingga, anak bisa berpotensi kuat menjadi pelaku kekerasan kelak di kemudian hari, bisa di lingkungan sekolah atau lingkungan pergaulan anak," tulis FSGI.
 
Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar rumah anak. Misalnya, faktor yang berasal dari  lingkungan sekolah, pergaulan, dan atau lingkungan masyarakat termasuk pengaruh dari dunia maya dari penggunaan gadget tanpa aturan atau edukasi dan tidak diawasi oleh orang tua atau keluarganya.
 
Anak yang kerap mengakses konten kekerasan bisa saja meniru konten tersebut, misalnya game online yang berisi kekerasan, bisa film juga. Selain itu, anak bisa juga kecanduan konten pornografi dan kemudian melakukan kekerasan seksual pada teman sepermainan/sebaya seperti terjadi dalam sejumlah kasus anak melakukan kejahatan seksual atau malah jadi korban kejahatan seksual, seperti di Mojokerto dan Bogor.
 
FSGI menyebut kasus SMPN di Cilacap di mana muncul anak-anak geng bernama BASIS menunjukkan pergaulan sangat mempengaruhi perilaku anak. Anak belajar kekerasan dari teman sebaya.
 
"Ketika anak-anak senasib yang diasuh dengan kekerasan dalam keluarga berkumpul dalam satu geng, antar anggota kelompok akan saling belajar kekerasan," tulis FSGI.
 
Faktor situasional, yaitu faktor yang muncul tak terduga. Misalnya, anak menjadi siswa junior dan dipaksa siswa senior untuk ikut tawuran karena takut menolak maka si anak ikut tawuran.
 
Atau misalnya situasi orang tuanya berpisah (tidak selalu terjadi) dan si anak mengalami tekanan psikologis. Namun, tidak mendapatkan pertolongan  dari professional atau tidak support sistem dalam keluarga barunya.
 
FSGI mencatat terjadi 23 kasus perundungan selama Januari -September 2023. Rinciannya, 50 persen terjadi di jenjang SMP; 23 persen terjadi di jenjang SD; 13,5 persen di jenjang SMA; dan 13,5 persen di jenjang SMK.
 
Baca juga: Kekerasan di Sekolah Tak Berhenti, P2G: Permendikbudristek PPKSP Macan Kertas!

Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan