Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto: YouTube
Mendikbudristek, Nadiem Makarim. Foto: YouTube

Nadiem Luncurkan Merdeka Belajar Episode 24 'Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan'

Ilham Pratama Putra • 28 Maret 2023 16:35
Jakarta:  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan episode terbaru dari Merdeka Belajar. Pada episode ke-24 ini, diluncurkan "Transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke SD yang Menyenangkan".
 
"Ini untuk mengatasi miskonsepsi tentang baca, tulis, hitung (calistung) pada PAUD yang masih sangat kuat di masyarakat," terang Mendikbudristek Nadiem Makarim, melalui siaran YouTube, Selasa, 28 Maret 2023.
 
Nadiem menyampaikan, saat ini kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD masih sangat berfokus pada calistung. “Kemampuan calistung yang sering dibangun secara instan masih dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar, bahkan tes calistung masih diterapkan sebagai syarat penerimaan peserta didik baru (PPDB) SD/ MI/ sederajat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Ada miskonsepsi hanya calistung yang penting dan mengajar calistungnya juga salah. Ini jadi suatu metode yang mengasosiasikan anak-anak kita dengan satu hal yang tidak menyenangkan," tuturnya.
 
Untuk mengakhiri miskonsepsi tersebut, lewat Merdeka Belajar episode 24, Nadiem menyebut akan ada empat fokus transisi pembelajaran. Pertama, transisi PAUD ke SD perlu berjalan dengan mulus.
 
"Proses belajar mengajar di PAUD dan SD/ MI/ sederajat kelas awal harus selaras dan berkesinambungan," terang dia.
 
Kedua, setiap anak memiliki hak untuk dibina agar kemampuan yang diperoleh tidak hanya kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan fondasi yang holistik. Anak-anak juga berhak mendapatkan kemampuan holistik seperti kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya.
 
Fokus ketiga adalah terkait kemampuan dasar literasi dan numerasi harus dibangun mulai dari PAUD secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan. Keempat konsep yang ia sebut "Siap sekolah"
 
"Siap Sekolah" ini merupakan proses yang perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak. Setiap anak memiliki kemampuan, karakter, dan kesiapan masing-masing saat memasuki jenjang SD, sehingga tidak dapat disamaratakan dengan standar atau label-label tertentu. Siap sekolah adalah proses, bukan hasil. Bukan sekadar pemberian label antara anak yang sudah siap atau belum siap sekolah,” jelas Nadiem.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Baca juga: 5 Fakta tentang Program Wirausaha Merdeka 2023, Kamu Perlu Tahu

 
(CEU)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif