Konferensi ini ditujukan sebagai wadah bertemunya gagasan praktisi dan akademisi tingkat dunia untuk kesiapan atas kompleksitas yang tidak terduga. Di dalam konferensi ini, para pembicara hadir secara langsung ke kampus UIII, tetapi, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yang merupakan pembicara utama hadir secara daring.
Dalam kesempatannya berbicara kepada audiens, Sri Mulyani menyampaikan, Indonesia akan menghadapi beberapa “ujian berat” sebagai dampak dari peningkatan global. Selain itu, Menkeu juga menegaskan bahwa pemulihan ekonomi pasca pandemi masih terjadi.
Sehingga, pemerintah tetap mengantisipasi perlambatan global melalui kebijakan fiskal yang tercermin pada APBN 2023. Ia juga menambahkan bahwa Kebijakan fiskal yang dapat menjadi shock absorber adalah rencana besar yang menunjukkan fleksibilitas dan kelincahan APBN Indonesia.
Sebelumnya, Indonesia mendapatkan pengakuan dunia atas sikap kebijakannya yang menguatkan stabilitas ekonomi. Di dalam sesi tanya jawab, mahasiswa magister ekonomi UIII, Mamadou Salieu Jallow bertanya kepada Menkeu mengenai alasan pengambilan kebijakan yang diambil dengan meningkatkan pajak.
Sri Mulyani menjawab bahwa terdapat peningkatan pendapatan dari produktivitas komoditas dalam negeri yang berpotensi pada meningkatnya pendapatan yang berasal dari pajak.
Kemudian, Surya dari UIN Sumatera Utara juga berkesempatan untuk bertanya kepada Sri Mulyani mengenai kebijakan defisit anggaran akan dilanjutkan pada tahun-tahun selanjutnya.
Menkeu menjawab, defisit anggaran yang diperbolehkan adalah kurang dari 3 persen total PDB dan total hutang negara maksimal 60 persen, dan Indonesia telah mengadopsi kebijakan tersebut sejak 2004.
Sebelumnya FEB UIII mengumumkan Call for Papers yang membawa tema besar “Muslim World Resilience in Anticipating the Global Economic Uncertainties” (Ketahanan Dunia Muslim dalam Mengantisipasi Ketidakpastian Ekonomi Global). Selain itu, ada dua sub-tema mengenai topik papers yang diperbolehkan, yakni mengenai “Muslim World Respond to Global Economic Uncertainties” dan “Sustainable Islamic Economics, Business, and Social Finance in the Muslim World”.
Hasil dari Call for Papers tersebut, Dekan FEB UIII, Prof. Dian Masyita mengumumkan, di tahun ini Muslim Business and Economic Review (MBER) [Jurnal internasional yang diterbitkan oleh FEB] telah menerima 96 paper dari 24 negara.
“Kami telah menerima 96 paper dari 24 negara dan terseleksi 20 terbaik di antaranya untuk menjadi pembahasan para ahli." Sebagai kampus yang 40 persen mahasiswanya adalah dari luar negeri, UIII memiliki kekayaan perspektif dan metode dalam berbagai pendekatan praktis dan ilmiah. Hal ini merupakan kelebihan kampus Internasional yang harus dimaksimalkan, pungkas Dian.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Baca juga: Keren! Mahasiswi UGM Lulus Program Master Double Degree dan Sabet Penghargaan dari Kampus Jepang |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News