"AN sangat berbeda dengan UN, sehingga tidak perlu persiapan khusus dan tidak perlu khawatir. AN juga dilaksanakan mengikuti peraturan yang berlaku dan protokol kesehatan yang ketat," terang Nadiem di Solo, Jawa Tengah, Senin, 13 September 2021.
Nadiem menegaskan AN tidak menimbulkan konsekuensi apapun bagi individu siswa, guru, maupun kepala sekolah. Tidak ada konsekuensi juga terhadap anggaran untuk sekolah, maupun kelulusan.
"Bahkan data tidak akan dipresentasi sebagai individu, melainkan agregasi sekolah," ucap Nadiem.
Nadiem mengatakan AN bertujuan untuk mendorong perubahan positif dalam cara guru mengajar dan cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya. Selain itu, mendorong pengawasan sekolah dan pemerintah daerah (pemda) melakukan evaluasi dalam penganggaran agar lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran.
"Jadi, tujuan AN itu sebenarnya memantik perubahan. AN merupakan evaluasi terhadap sistem pendidikan," ungkapnya.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengibaratkan bahwa AN ini sebagai ‘free medical check-up’. AN jadi alat pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara gratis untuk sekolah-sekolah, untuk pemda. "Supaya kita tahu apa yang perlu dirawat dan diobati," ucap Anindito.
Baca: FSGI Ragukan Validitas Hasil Asesmen Nasional, Ini Sebabnya
Pelaksanaan AN memasuki tahap geladi bersih untuk memastikan seluruh faktor yang mungkin menghambat pelaksanaan telah diatasi. Dalam pelaksanaan geladi bersih pada jenjang SMP, peserta AN yang berjumlah 45 siswa dan 5 siswa cadangan hadir di sekolah untuk bersiap-siap melaksanakan simulasi AN berbasis komputer.
Pada hari pertama AN, para peserta akan mengerjakan soal latihan selama 10 menit, soal literasi selama 90 menit dan survei karakter selama 30 menit. Selanjutnya, pada hari kedua para peserta mengerjakan soal numerasi selama 90 menit dilanjutkan dengan survei lingkungan belajar selama 30 menit.
Dalam pelaksanaannya, pengawas mengedarkan daftar hadir serta memastikan asesmen berjalan dengan tertib, dan mengawasi pelaksanaan asesmen. Proktor mencetak jawaban siswa setelah asesmen selesai di akhir setiap sesi. Kemudian, proktor dan pengawas mengisi berita acara pelaksanaan asesmen.
Salah satu proktor di SMPN 1 Surakarta, Wahyudi menyampaikan secara umum simulasi dan geladi bersih pelaksanaan AN di SMPN 1 Surakarta berjalan lancar. Kendala hanya terkait jaringan internet.
"Tapi dapat diatasi. Proktor sudah tahu kemana harus menyampaikan pengaduan jika ada kendala," tutur Wahyudi.
Setelah semua simulasi dan geladi selesai, pelaksanaan AN untuk satuan pendidikan akan dimulai pada minggu ke-4 September 2021. Sasaran pertama adalah SMK dan Paket C, kemudian disusul SMA, SMP, dan SD/sederajat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News