"Ketika forma lepas dari esensi, jadi rutintas seolah masih ada, tapi esensi belajarnya sudah tidak ada lagi," ujar Ellen dalam Diskusi Bulanan #10 Pendidikan di Masa Pandemi, Senin, 27 September 2021.
Dia mengatakan, selama PJJ anak-anak hanya berpindah tempat dari kelas ke rumah. Guru dan orang tua meminta anak untuk mendapatkan sesuatu dari menatap layar dari pagi sampai sore.
"Tidak ada refleksi, harusnya anak bisa memahami apa selama PJJ," sambung dia.
Baca: FSGI Minta Pemda Tidak Gelar PTM Terbatas di Jenjang PAUD, TK, dan SD
Dia menyebut belajar daring hanya menjadi rutinitas yang mendahului esensi. Pada akhirnya, anak maupun orang tua yang mengawasi di rumah lebih sering tertidur.
"Nah di saat seperti ini apakah guru-guru refleksi harusnya pendidikan seperti apa yang dilakukan, agar tidak sekedar menjadi rutinitas saja," lanjutnya.
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas digadang-gadang menjadi solusi. Namun, bagi Ellen tetap diperlukan refleksi apa yang akan diberikan kepada anak, karena PTM ini sifatnya terbatas.
"Tentu banyak hal teknis yang disesuaikan untuk mencapai harapan tersebut. Yang kita harapkan anak kita mengikuti proses belajar, dan guru mampu melakukan penilaian bahwa anak betul-betul belajar dalam prosesnya," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News