Indra menyebut, untuk menjadi pengemudi ojek online (Ojol) saja diwajibkan memiliki gawai dan internet. Tak hanya itu, penggunaan gawai dan internet itupun harus dikuasai.
"Sekarang drivel ojol saja bekerja dengan gawai, kuota dengan internet. Kalau banyak sekolah kesulitan gawai, sinyal, kuota ini tanda bahaya kalau lulusan sekolah itu untuk nantinya mencari kerja sebagai ojol saja kesulitan," kata Indra dalam webinar Ngopi Mantap LP Ma'arif NU PBNU, Jumat, 16 Juli 2021.
Menurutnya, kesulitan infrastruktur itu apalagi penguasaan terhadap teknologi yang minim harus diatasi. Digitalisasi dalam dunia pendidikan itu juga harus dibiasakan.
"Maksudnya, sekarang eranya-era digital, bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan dan juga dalam pendidikan itu harus dibiasakan," jelasnya.
Dia mengakui, jika saat ini implementasi pendidikan digital memang belum optimal. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun kata dia tak membuka peluang terhadap gerakan PJJ daring yang lebih baik.
"Kemendikbud mengatakan, semakin lama Pembelajaran Tatap Muka tidak terjadi, semakin banyak hal negatif yang terjadi pada anak. Ini yang terus-menerus dikampanyekan oleh Kemendikbudristek. Yang dibentuk selalu orang berpikiran kalau tidak tatap muka maka hasilnya negatif," terangnya.
Baca juga: Sekolah Diarahkan untuk Digitalisasi, Tapi Kerap Putar Balik ke Konvensional
Untuk itu dia meminta agar Kemendikbudristek menumbuhkan pola pikir masyarakat, jika dengan PJJ daring pendidikan akan tetap dapat diraih. Bagaimana agar masyarakat dibentuk agar percaya dengan pendidikan digital.
"Harusnya yang kita dorong bukan fix mindset tapi grwoth mindset. Untuk bagaimana perlahan masyarakat pendidik percaya kalau pendidikan digital itu dibuat bermanfaat, mengubah apa yang disebut learning loss jadi learning gate," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id