"Jadi kalau ada Unila setitik, jangan, dan tidak perlu merusak dan menghapus susu di belanga yang lain," terang Nasih kepada Medcom.id, Kamis 25 Agustus 2022.
Meski begitu, Nasih setuju jika diperlukan perbaikan dan penyempurnaan pada sistem seleksi mandiri. Ia mengakui memang tidak ada sistem seleksi yang sempurna untuk masuk perguruan tinggi.
"Tidak ada sistem yang seperti apapun, yang sempurna. Bagi sebagian orang tertentu, pasti ada celah meski sistem telah sempurna. Bagi yang lain, yang punya integritas tinggi, tidak akan dicari dan temukan celah meski sistem tidak sempurna," ujar Nasih.
Jadi, menurut Nasih, soal suap dan korupsi pada sistem tersebut ditentukan oleh orang yang menanganinya. Bukan sistemnya.
"Suap menyuap dan korupsi berpotensi dapat terjadi pada semua jalur dan sistem. Bisa di Mandiri, SBMPTN, dan juga SNMPTN. Yang sudah terbukti banyak terjadi adalah, misalnya, korupsi dalam pengadaan barang dan jasa. Masak terus pengadaan barang dan jasa dihapus? enggak kan?" jelas Nasih.
Nasih mengatakan, penerimaan mahasiswa baru jalur Mandiri di-otonomikan ke masing-masing perguruan tinggi dan setiap perguruan tinggi membangun sistem dan kebijakan masing. Di setiap PTN juga mempunyai sistem yang berbeda-beda yang terpisah satu dengan yang lainnya.
"Dan kami di perguruan tinggi juga pasti punya komitmen untuk melakukan continuous improvement terhadap semua kebijakan, sistem dan mekanisme yang ada di masing perguruan tinggi," tutupnya.
Baca juga: KPK Telusuri Kasus Suap PMB Unila di Tahun Sebelumnya, Mahasiswa Bakal Dikeluarkan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News