Urutan kedua ditempati prodi Biologi Universitas Indonesia (551-600). Lalu, diikuti prodi Biologi Universitas Airlangga (601-650) dan prodi Biologi Institut Pertanian Bogor (651-700) yang menempati urutan ketiga dan keempat.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi Daryono, bersyukur atas capaian tersebut. Sebab, selama 3 tahun berturut-turut selalu berada di peringkat satu di Indonesia dalam laporan QS WUR by Subject.
Budi menyebut ranking bukan tujuan. Namun, pengakuan dari lembaga pemeringkatan internasional ini makin memotivasi pengelola untuk terus meningkatkan kualitas di bidang akademik, riset, dan pengabdian.
“Meski peringkat bukan tujuan, saya kira ini bonus atas capaian kinerja dan menjadi penyemangat kami untuk terus meningkatkan kualitas Tri Dharma perguruan tinggi,” kata Budi dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin, 15 April 2024.
Budi menyebut Fakultas Biologi berkomitmen mendorong peningkatan kualitas dan reputasi akademik, riset, dan kerja sama serta menjadikan kinerja utamanya yang dievaluasi setiap tahun bersama Senat Fakultas. Saat ini terdapat 70 dosen, 57 di antaranya bergelar doktor serta 10 orang sudah Guru Besar.
“Dengan SDM yang terbatas tersebut, Fakultas Biologi telah menunjukkan efisiensi kinerja dan capaian dosen pada bidang tridarma perguruan tinggi,” paparnya.
Pihaknya bekerja sama dengan beberapa universitas bergengsi di Eropa, seperti Inggris, Belanda, dan Jerman untuk mendorong capaian kolaborasi riset dan publikasi internasional cukup menggembirakan dan naik jumlah serta kualitasnya setiap tahunnya.
Fakultas Biologi juga menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Australia, Jepang, serta beberapa Universitas di Asia Tenggara. “Dengan banyak perguruan tinggi kita dorong untuk kerja sama Double Degree Program dan Research collaboration yang berujung pada publikasi internasional,” ujar dia.
Beberapa program gelar ganda atau Double Degree bekerja sama dengan Australian National University (ANU), Western Sydney University dan University of Technology Sydney (on progress). Selanjutnya program gelar ganda tengah dilakukan dengan Leeds University dan Dundee University, Inggris dan Leiden University Belanda.
Sedangkan, Student Exchange Program bekerja sama dengan Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) Malaysia, Yamagata University Jepang, James Cook University, Australia dan Ankara University Turkiye.
Budi menyebut dalam meningkatkan kolaborasi riset dan publikasi internasional, Fakultas Biologi mengalokasikan sekitar 10-15 persen dari anggaran RKAT Fakultas. Menurutnya, persentase alokasi anggaran ini akan terus ditingkatkan seiring dengan rencana dibukanya Program Studi Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati (Prodi PKKH) pada pertengahan Tahun 2024.
Pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa universitas di dunia, seperti Leiden University the Netherland, Leipzig University Germany, ANU-Australia, Cairo University Mesir, dan Pukyong University-Korea Selatan dalam bidang Profesi Kurator Keanekaragaman Hayati di Indonesia.
Fakultas Biologi ke depan menargetkan dapat masuk ke daftar rangking 200-300 dunia. Budi menyebut pihaknya terus berupaya memperkuat fasilitas sarana dan prasarana riset dan hilirisasi hasil inovasi riset serta terus memperkuat kerja sama kolaborasi publikasi internasional.
“Kita terus berupaya agar bisa masuk dalam ranking 200 besar dunia,” kata dia.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Biologi, Eko Agus Suyono, mengatakan peringkat fakultas Biologi yang mampu masuk ranking 501-505 di tingkat global mampu menyamai peringkat Biological Sciences dari Murdoch University Australia Tokyo University of Science dan Okayama University, Jepang.
“Menurut kami peringkat yang kita capai saat ini sudah bagus, karena prodi Biologi di dunia sangat banyak, sekitar lebih dari 3.000, sebagai prodi ilmu dasar yang diselenggarakan oleh sebagian besar universitas yang ada di seluruh dunia,” kata Eko.
Eko mengungkapkan pihaknya juga rutin menyelenggarakan kegiatan International Summer Course yang sudah melibatkan lebih dari 11 universitas dari 10 negara setiap tahunnya. Pihaknya juga mengundang kuliah tamu profesor dari universitas ternama di luar negeri setiap bulan.
Fakultas Biologi UGM juga memiliki jurnal bertaraf internasional, Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology (JTBB) yang sudah terindeks Scopus sebagai sarana mempublikasikan hasil riset ilmuwan biologi dari dalam dan luar negeri.
“Kita juga mendorong pengembangan grup riset yang bermuara pada publikasi di jurnal internasional yang didorong untuk bermitra dengan universitas luar negeri dengan pendanaan internal dari Fakultas dalam bentuk hibah kolaborasi dosen dan mahasiswa serta hibah riset dan pengabdian kepada masyarakat MBKM yang bersinergi dengan pendanaan eksternal yang terkait,” jelas dia.
Eko menyebut untuk mengakselerasi jumlah riset dan publikasi serta reputasi akademik, pihaknya juga mengembangkan jejaring mitra kerja sama baik antar universitas, pemerintah, maupun dari kalangan industri baik dari dalam maupun luar negeri. Ini didukung dengan pengembangan fasilitas laboratorium dan sarana pendukung riset lebih mutakhir.
Dia memaparkan program tersebut sangat mengakselerasi capaian jumlah publikasi, jumlah sitasi, H-Index, reputasi akademik, employer reputation, dan kemitraan internasional.
"Program-program tersebut merupakan dukungan nyata fakultas Biologi UGM dalam mewujudkan tujuan ke-9 yaitu industri, inovasi, dan infrastruktur dan tujuan ke-17 yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs),” papar dia.
Baca juga: Bidang Engineering and Technology UGM Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News