Fenomena ini pun diprediksi bakal terjadi hingga lima tahun ke depan. El Nino merupakan fenomena cuaca yang terjadi akibat meningkatnya suhu permukaan air di Samudra Pasifik (Tengah dan Timur) dan menyebabkan perubahan signifikan terhadap iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.
Dosen FMIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Eko Hariyono, M.Pd. pun ikut menyoroti persoalan ini. Ia mengatakan perlu ada komitmen dan upaya bersama seluruh pihak, baik itu organisasi di tingkat dunia, pemerintah pusat hingga daerah, termasuk perguruan tinggi dan seluruh satuan pendidikan untuk menjawabnya.
Kenaikan ‘Panas’ 12 Persen
Di Indonesia, lanjutnya, telah menjadi beberapa bencana alam yang disebabkan karena perubahan iklim yang signifikan. Dengan kata lain, perubahan iklim telah mengubah pola bencana alam, menghadirkan tantangan agak berbeda bagi wilayah-wilayah di Indonesia.Dia melanjutkan, dalam 17 tahun terakhir beberapa parameter menunjukkan pemanasan global telah meningkat, seperti suhu yang mengalami peningkatan 12 persen hingga kenaikan air laut sebesar 151 persen.
Guna mengurangi peningkatan pemanasan global, pihaknya juga menekankan pentingnya arah baru riset dunia pendidikan yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Perubahan Iklim Masuk ke Lembaga Pendidikan
Tidak hanya perlu langkah peningkatan kesadaran lingkungan, perubahan iklim kepada masyarakat, utamanya kepada generasi muda juga harus dilakukan sejak dini. Salah satu yang bisa dilakukan yaitu 'mengejawantahkan' persoalan iklim ke dalam kelas-kelas pembelajaran siswa atau mahasiswa.Dalam penerapannya, kemampuan guru sains misalnya tidak hanya sekadar memiliki kemampuan tentang sains saja, tetapi perlu kompetensi perubahan iklim sesuai pembangunan berkelanjutan. "Guru sains harus mendorong literasi dan kesadaran siswa saat belajar sains juga ke arah kesadaran lingkungan atau perubahan iklim," ucapnya dilansir dari laman Unesa, Minggu, 20 Agustus 2023.
Secara praktis lagi, dia mendorong instansi pendidikan untuk membangun aksi sadar lingkungan menyikapi perubahan iklim. Sekolah mendorong guru dan siswa untuk memanfaatkan lahan untuk hidroponik, membangun kebiasaan mengurangi sampah atau limbah, memanfaat sampah, hingga kebiasaan menanam dan merawat pohon atau tumbuhan.
"Langkah kecil ini penting digalakkan bersama, semua pihak dan semua sekolah untuk mengatasi tantangan perubahan iklim berkepanjangan," tandasnya.
Baca juga: Unesa Tambah Dosen Baru Berkualifikasi Doktor untuk Semua Fakultas |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News