Terdapat sejumlah perbedaan di antara keduanya. Mulai dari tanggal perayaan, sejarah, hingga tujuannya.
Indonesia Hari Pramuka diperingati pada 14 Agustus. Tahun ini Pramuka di Indonesia sudah memasuki usia ke-63 tahun. Sedangkan Hari Pramuka Sedunia dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 22 Februari.
Hari Pramuka Sedunia
Peringatan Hari Pramuka Sedunia ini ditetapkan sesuai hari lahir penggagas gerakan kepanduan yakni Robert Baden-Powell. Ia yang dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1857. Momen ini merupakan peristiwa penting dalam kalender kepanduan atau kepramukaan.Dikutip dari laman resmi Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Buleleng, sejarah kepramukaan dunia ini berawal ketika Baden Powell yang saat itu menjabat sebagai Letnan Jenderal militer Inggris mengadakan perkemahan pada tahun 1907. Ia kemudian menulis buku yang berjudul “Scouting for Boys” yang menceritakan pengalaman kepramukaan yang dirintisnya.
Buku tersebut juga berisi tentang prinsip dasar kepramukaan. Buku Scouting for Boys dan ini akhirnya tersebar ke berbagai negara.
Selain itu, buku ini juga menjadi awal berdirinya organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama "Boys Scout". Baden-Powell selanjutnya mendirikan organisasi kepramukaan wanita dengan nama "Girl Guides".
Ia dibantu adik perempuannya, Agnes untuk mendirikan organisasi Girl Guides pada 1912 yang kemudian dikenal dengan nama Girl Scouts. Dari sinilah organisasi kepramukaan berkembang pesat.
Pada tahun 1916 muncul kelompok pramuka usia dengan nama CUB dan Rover Scout untuk mereka yang berusia 17 tahun pada tahun 1918.
Tahun 1920, diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama. Jambore ini digelar di Olympia Hall, London. Baden-Powell mengundang pramuka dari 27 negara dan dirinya diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Baca juga: Diperingati 14 Agustus, Ini Tema dan Logo Hari Pramuka 2024? |
Hari Pramuka Nasional
Gagasan Baden-Powell ini menyebar ke berbagai negara, termasuk Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia. Kepramukaan itu dibawa oleh cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada 1912. Kemudian, berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP) pada 1916.Pada tahun yang sama, Mangkunegara VII membentuk organisasi kepanduan pertama Indonesia dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO). Lahirnya JPO memicu gerakan nasional lainnya untuk membuat organisasi sejenis, seperti Hizbul Wahton (HM) pada 1918, Jong Java Padvinderij (JJP) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS).
Penyatuan organisasi pandu diawali dengan lahirnya Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO) pada 1926 sebagai peleburan dua organisasi kepanduan, Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).
Namun, dengan semakin banyaknya organisasi pramuka milik Indonesia, Belanda melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda mengguakan istilah Padvinder. Selanjutnya, K.H Agus Salim memperkenalkan istilah Pandu atau Kepanduan untuk organisasi Kepramukaan milik Indonesia.
Pada 23 Mei 1928, muncul Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang anggotanya terdiri atas INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS. Setelah kemerdekaan, lahirlah kepanduan yang bersifat nasional yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945.
Organisasi kepanduan yang jumlahnya ratusan kemudian dibagi menjadi beberapa federasi. Namun, adanya kelemahan dari beberapa federasi tersebut dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO), namun juga terkendala kurangnya kekompakan antara anggota yang tergabung didalamnya.
Pada 1960, pemerintah dan MPRS berupaya membenahi organisasi kepramukaan di Indonesia. Preseiden Soekarno lalu mngumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia pada 9 Maret 1961.
Soekarno meminta organisasi kepanduan yang ada harus diperbarui, aktivitas pendidikan harus diganti, dan seluruh organisasi kepanduan dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Soekarno membentuk panitia pembentukan Gerakan Pramuka yang tediri atas Sultan Hamengku Buwono XI, Prof. Prijono, Dr. A. Aziz Saleh, serta Achmadi. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Hari Tunas Gerakan Pramuka.
Hasil kerja panitia tersebut yaitu dikeluarkannya lampiran Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 pada 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Peristiwa ini disebut sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
Pada 30 Juli 1961 bertempat di Istora Senayan, seluruh tokoh–tokoh kepanduan Indonesia menyatakan menggabungkan diri dengan orgnaisasi Gerakan Pramuka dan hari bersejarah ini disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Selanjutnya digelar Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang diketuai Preiden Soekarno, Wakil Ketua I Sultan Hamengku Buwono XI, dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr. A. Azis Saleh pada 14 Agustus 1961.
Kegiatan itu juga ditandai dengan penyerahan panji-panji pramuka oleh Presiden Soekarno kepada tokoh-tokoh pramuka dihadiri ribuan anggota pramuka unuk memperkenalkan Gerakan Pramuka kepada masyarakat. Peristiwa ini dikenal sebagai hari lahir Pramuka yang sampai saat ini masih diperingati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id