Calon pelatih jenjang PAUD mengikuti program “Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD” (Foto: Istimewa)
Calon pelatih jenjang PAUD mengikuti program “Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD” (Foto: Istimewa)

Siapkan Fondasi Koding-AI, Guru PAUD Ikuti Pelatihan Berpikir Komputasional

Muhammad Syahrul Ramadhan • 28 Oktober 2025 22:09
Jakarta: Puluhan calon pelatih jenjang PAUD dari 15 provinsi di Indonesia mengikuti program “Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD”. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (27/10) hingga Jumat (31/10) di Kudus, Jawa Tengah.
 
Mereka akan mendalami konsep berpikir komputasional dan implementasinya, yang sejalan
dengan langkah strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mendorong Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA).
 
Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non-Formal (PNF), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikasmen) menyebut bahwa pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.

Karena itu peran guru PAUD sangat strategis untuk menanamkan fondasi berpikir
komputasional sejak dini, yaitu kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kreatif, yang
menjadi dasar untuk memecahkan masalah kompleks di berbagai bidang. 
 
"Pengembangan kapasitas guru dalam implementasi berpikir komputasional menjadi
program prioritas kami,” ungkap Suparto usai seremoni pembukaan pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD di Kudus, Jawa Tengah, Senin, 27 Oktober 2025.
 
Pelatihan ini melibatkan 8 guru PAUD dari Kabupaten Kudus dan Kabupaten Sumbawa Barat, sebagai dua daerah yang telah lebih dulu konsisten mengembangkan dan mengimplementasikan berpikir komputasional pada jenjang PAUD.
 
Dalam proses penyusunan panduan dan materi pelatihan, delapan guru tersebut didampingi oleh Ketua Kelompok Kerja PAUD Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (BAN PDM), Irma Yuliantina dan di-review oleh Tim Bebras Indonesia, sebuah inisiatif internasional yang mempromosikan keterampilan berpikir komputasional sejak dini. 
 
Baca juga: PAUD Sangat Penting, 90% Perkembangan Otak Terjadi Sebelum Usia 6 Tahun

 
Panduan dan materi pelatihan yang dihasilkan juga akan menjadi salah satu rujukan bagi pengembangan pelatihan dan diseminasi berpikir komputasional di jenjang PAUD pada tahap selanjutnya, baik di tingkat daerah maupun nasional.
 
Sejak 2023, lebih dari 700 kepala sekolah dan guru dari 211 satuan PAUD telah mengintegrasikan berpikir komputasional dalam pembelajaran sehari-hari, melalui pendampingan dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten (Disdikpora) Kab. Kudus dan Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus yang didukung oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation. 
 
Sementara itu di Kabupaten Sumbawa Barat, pendekatan berpikir komputasional telah diterapkan oleh 135 guru dan kepala sekolah dari 29 satuan PAUD yang difasilitasi oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) sejak tahun 2023.
 
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris,mengapresiasi inisiatif program pelatihan untuk pelatih ini yang terselenggara di Kudus dan diharapkan dapat memberi manfaat lebih luas ke berbagai daerah lainnya di Indonesia. “Semoga dapat menjadi program berkelanjutan,” ujar Sam’ani Intakoris.
 
Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation mengungkapkan bahwa berpikir komputasional adalah kurikulum atau kegiatan baru, melainkan proses
berpikir terstruktur yang dibangun lewat kegiatan sehari-hari, sesederhana
pembiasaan cuci tangan atau bermain lompat karet. 
 
“Yang menjadi pembedanya adalah cara guru memberikan contoh dan pertanyaan pemantik untuk membangun cara berpikir anak dalam suatu kegiatan. Pengalaman dari Kudus maupun Sumbawa Barat menunjukkan, proses berpikir komputasional ketika diterapkan secara konsisten, akan meningkatkan kemampuan kognitif, sosial-emosional, dan fisik
motorik anak,” jelas Felicia.
 
Secara terpisah, Vice President Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara,
Priyo Pramono menambahkan, berpikir komputasional menjadi fondasi penting
dalam membentuk generasi yang memiliki pola pikir adaptif. “Potensinya semakin
besar, semakin dini ditanamkan. Dengan kolaborasi bersama pendidik dan pemangku
kepentingan dari berbagai provinsi, kami berharap langkah ini dapat mempercepat
lahirnya sumber daya manusia yang siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045,”
imbuh Priyo.
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan