"Namun, keberhasilan PAUD butuh dukungan sistem pengasuhan dan kesehatan yang kuat, serta nilai-nilai keluarga dan pola asuh yang seimbang,” jelas Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Pungka Bahjuri yang menjadi keynote speaker pada “Annual Early Childhood Care Education and Parenting Regional Forum” yang digelar Southeast Asian Ministers of Education Organization Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), Rabu, 15 Oktober 2025.
“Melalui kolaborasi dan berbagi praktik baik di tingkat Asia, kita dapat memperkuat advokasi agar setiap anak memiliki fondasi kokoh menuju Indonesia Emas 2045,” sambung Pungkas.
Direktur SEAMEO CECCEP, Vina Adriany, membuka acara dengan menjelaskan, pendekatan PAUD yang kontekstual membantu melepaskan cara pandang hierarkis terhadap pengetahuan. “Pendekatan ini juga mengangkat kembali kebijakan melalui nilai-nilai kepedulian, keadilan, dan ketergantungan satu sama lain,” sambung Vina.
Penguatan praktik pengasuhan yang terintegrasi dan holistik juga menjadi salah satu bahasan utama dalam forum ini. Meskipun pengasuhan diakui sebagai tanggung jawab bersama, penerapannya masih menghadapi berbagai hambatan.
Forum ini juga menyoroti pentingnya edukasi tentang penerapan disiplin positif dalam pembentukan karakter anak. Pendekatan ini tidak hanya memastikan anak diasuh tanpa kekerasan, tetapi juga membantu menumbuhkan konsep diri yang positif.
Selain itu, pentingnya peran ayah dalam pengasuhan juga menjadi perhatian, di mana paradigma bahwa pengasuhan adalah tanggung jawab ibu semata harus diubah menjadi tanggung jawab bersama antara ayah, ibu, keluarga, dan masyarakat luas.
“Orang tua adalah jembatan antara langkah pertama seorang anak dan perjalanan panjang hidupnya. Namun, mereka tidak dapat membangun jembatan itu sendirian. Diperlukan ekosistem yang saling mendukung yang melibatkan keluarga, masyarakat, dan semua pihak terkait, untuk memberdayakan orang tua dalam memberikan pengasuhan yang tepat agar anak tumbuh optimal,” ujar pembicara utama lainnya, Country Head, Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma.
Inge menambahkan, hanya sepertiga anak di Indonesia yang mengikuti layanan PAUD, sebuah kondisi yang menunjukkan masih adanya kesenjangan baik dalam akses maupun kesadaran masyarakat akan pentingnya masa awal kehidupan. Karenanya, diperlukan perubahan cara pandang bersama bahwa pengembangan anak usia dini merupakan investasi paling strategis dan berdampak tinggi bagi pembangunan manusia.
“Kita semua adalah penulis kisah atau storyteller bagi generasi berikutnya. Ketika kita bersama-sama memperkuat awal kehidupan anak, melalui pengasuhan yang berdaya dan layanan PAUD yang berkualitas, kita sedang menulis ulang masa depan bangsa ini,” tutup Inge. Forum juga menghadirkan sejumlah pembicara kunci lain, di antaranya Dr. Hasina Banu Ebrahim, UNESCO Co-Chair for Early Childhood Education, Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Widyaprada Ahli Utama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, beserta para pakar, akademisi, dan praktisi dari lembaga internasional dan nasional di bidang pendidikan anak usia dini serta pengasuhan.
SEAMEO CECCEP berharap, melalui forum ini dapat disusun ringkasan kebijakan (policy brief) yang komprehensif berisi rekomendasi dan strategi penguatan pengasuhan dalam kerangka PAUD HI. Dokumen ini diharapkan menjadi acuan bagi negara-negara di kawasan untuk memperkuat kolaborasi, memperluas implementasi, serta memastikan setiap anak di Asia Tenggara memperoleh haknya atas pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan pengasuhan yang berkualitas sejak usia dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id