“Awalnya, saya enggak nyangka bisa diterima di Unesa. Saat cek pengumuman sama teman-teman rasanya campur aduk dan alhamdulillah lolos,” ujar perempuan kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 7 Oktober 2009 itu dikutip dari laman unesa.ac.id, Selasa, 8 April 2025.
Yuyun menceritakan perjalanannya menjadi camaba termuda Unesa. Hal itu tidak lepas dari awal masuk sekolah dasar yang terbilang cepat. Ia masuk sekolah pada usia lima tahun.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, dia selalu mendapatkan peringkat di kelasnya. Yuyun terus berprestasi hingga di tingkat sekolah menengah atas.
Lulusan SMAS Kae Woha itu menyebut pencapaian tersebut bukanlah sesuatu yang instan, melainkan hasil dari didikan orang tua, disiplin belajar, dan konsistensi.
“Sejak kecil, saya sudah terbiasa belajar secara teratur. Saya selalu berusaha memahami setiap pelajaran dengan baik, bukan hanya menghafal, tetapi juga memahami konsepnya,” tutur dia.
Untuk menjaga prestasinya, Yuyun menerapkan berbagai strategi belajar. Pertama, menjaga motivasi dengan menetapkan tujuan jelas dan menentukan target masa depan.
Kedua, ia memanfaatkan waktu secara efektif dengan mengatur jadwal belajar yang teratur, menentukan prioritas tugas, serta menghindari kebiasaan menunda belajar dan mengerjakan tugas.
Ketiga, ia menerapkan metode belajar aktif dengan selalu bertanya di kelas, berdiskusi dengan teman, serta mengerjakan tugas tambahan guna memperdalam pemahaman materi.
“Orang tua saya selalu menanamkan nilai bahwa pendidikan adalah bekal untuk masa depan. Mereka mendukung saya dalam segala hal, baik dalam belajar maupun dalam mempersiapkan diri untuk kuliah,” ujar dia.
Anak tunggal pasangan Najamuddin dan Sarinah itu sempat merasa ragu merantau ke Kota Pahlawan. Namun, dukungan orang tua meyakinkannya keputusan merantau adalah bagian dari perjuangan.
“Awalnya ragu karena tidak mengenal orang daerah saya di Surabaya. Tapi orang tua meyakinkan bahwa saya harus ke sana untuk belajar. Hal tersebut membuat saya lebih tenang dan percaya diri,” beber dia.
Yuyun menyebut alasannya memilih Prodi PPKn di Unesa lantaran pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda yang berwawasan kebangsaan dan menjunjung nilai-nilai demokrasi.
“Saya ingin menjadi guru PPKn, karena saya ingin ikut serta dalam mencetak generasi yang memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News