Hal itu sejalan dengan tema HUT ke-77 RI 'Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat'. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menyataan keterbatasan membuat dunia pendidikan mampu berjuang lebih keras dari biasanya.
"Ternyata pada kondisi sepertii itu, kita menemukan banyak ide dan inovasi kreatif guru. Kita juga menemukan semangat anak-anak kita naik pohon cari sinyal. Itu menunjukkan kalau kita bukan bangsa yang lemah, kita bangsa yang kuat, kita usaha. Itulah yang mendorong, Kementerian pun bertekad kita tidak boleh menyerah dan kita harus melakukan transformasi pendidikan secepat-cepatnya, seefektif mungkin," kata Kiki dalam wawancara khusus HUT ke-77 RI bersama Medcom.id, Rabu, 17 Agustus 2022.
Kiki menyebut saat pandemi, Kementerian banyak melakukan perubahan fundamental. Terutama, pada sektor pendidikan vokasi.
"Karena pendidikan vokasi adalah yang paling besar terdampak dari pandemi," ujar Kiki.
Kiki menjelaskan pendidikan vokasi membutuhkan pratikum yang banyak hingga magang. Namun, semua hal itu terhenti saat pandemi.
Di tengah pertimbangan agar pembelajaran dapat berlangsung, Kementerian menggerakkan kembali agar murid menjalani pembelajaran tatap muka. Tentunya, dengan aturan dan protokol kesehatan ketat.
Pertimbangan itu diambil karena pihaknya menghitung ketersediaan generasi muda dalam dunia kerja ke depan. Pada 2045, anak-anak yang akan masuk pasar kerja usianya sekitar 22-25 tahun.
"Anak yang lahir saat pandemi adalah mereka yang nanti masuk ke pasar kerja. Pada saat pandemi anak-anak ini kehilangan masa belajarnya, mereka inilah yang nanti yang akan justru masuk ke sektor produktif bangsa. Maka dari itulah pemerintah tidak mau ada learning loss dan pembelajaran diupayakan," tutur dia.
Baca juga: Nadiem Sebut Proses Pembelajaran Semakin Berpihak pada Murid dan Memerdekakan Guru |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News