Tahun ini, Hari Ibu jatuh pada Senin, 22 Desember 2025. Momen ini kerap dimanfaatkan untuk refleksi sekaligus ungkapan kasih sayang kepada para ibu di berbagai penjuru Tanah Air.
Apakah peringatan Hari Ibu Internasional dan Indonesia berbeda? Begini penjelasannya!
Sejarah Mother's Day atau Hari Ibu Internasional berawal dari gerakan sosial di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Tokoh bernama Anna Jarvis dikenal sebagai penggagas utama Hari Ibu modern.
Anna memperjuangkan hari khusus untuk menghormati jasa seorang ibu setelah wafatnya sang ibu pada 1905. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil ketika Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson menetapkan Hari Ibu sebagai hari nasional pada 1914.
Sehingga saat itu ditetapkan Hari Ibu dunia jatuh pada setiap Minggu kedua bulan Mei di Amerika Serikat. Namun seiring waktu, peringatan Hari Ibu kemudian diadopsi oleh banyak negara dengan tanggal yang beragam, menyesuaikan sejarah dan budaya masing-masing.
Meski berbeda waktu perayaan, esensi Hari Ibu secara global tetap sama, yakni memberikan penghormatan atas peran ibu sebagai fondasi keluarga dan pendidik pertama bagi anak-anaknya.
Hari Ibu di Indonesia
Sementara itu, Hari Ibu di Indonesia memiliki latar belakang sejarah berbeda dari Mother's Day internasional. Hari Ibu Nasional ditetapkan pada 22 Desember.Tanggal itu merujuk pada peristiwa Kongres Perempuan Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta pada 22–25 Desember 1928. Kongres tersebut menjadi tonggak penting perjuangan perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak, pendidikan, dan peran sosial.
Penetapan Hari Ibu di Indonesia kemudian diperkuat melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959, yang secara resmi menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional. Berbeda dengan konsep Hari Ibu di beberapa negara lain, Hari Ibu di Indonesia tidak hanya memuliakan peran ibu dalam keluarga, tetapi juga menekankan kontribusi perempuan dalam pembangunan bangsa.
Dalam praktiknya, perayaan Hari Ibu dapat dilakukan dengan berbagai cara sederhana namun bermakna. Mulai dari memberikan ucapan dan doa, menghadiahkan bunga atau kado kecil, hingga meluangkan waktu khusus bersama ibu.
Bagi banyak keluarga, kebersamaan dan perhatian justru menjadi hadiah paling berharga. Di lingkungan sekolah dan instansi, Hari Ibu juga kerap diperingati melalui kegiatan tematik, seperti upacara, lomba, atau diskusi tentang peran perempuan.
Di ruang digital, perayaan Hari Ibu semakin semarak dengan kampanye media sosial yang mengangkat kisah inspiratif para ibu dari berbagai latar belakang. Tak sedikit pula masyarakat yang memanfaatkan Hari Ibu sebagai momentum refleksi sosial.
Selain itu, pada Hari Ibu juga kerap diangkat isu-isu seperti kesehatan ibu, pendidikan perempuan, hingga kesetaraan peran dalam keluarga kembali disuarakan. Hal ini sebagai bentuk penghormatan yang lebih substantif terhadap makna Hari Ibu.
Di tengah dinamika zaman, peran ibu terus berkembang dan beradaptasi. Ibu tidak hanya hadir sebagai pengasuh di rumah, tetapi juga sebagai pekerja, pendidik, penggerak komunitas, dan pilar ketahanan keluarga.
Hal inilah yang menjadikan Hari Ibu tetap relevan untuk diperingati setiap tahun. Pada akhirnya, Hari Ibu bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan ajakan menghargai peran ibu secara berkelanjutan.
Melalui pemahaman sejarah, cara perayaan yang bermakna, serta refleksi atas kontribusi perempuan, Hari Ibu menjadi pengingat penghormatan kepada ibu seharusnya hadir tidak hanya pada 22 Desember, tetapi setiap hari ya Sobat Medcom! Selamat Hari Ibu!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
