Kuliah tamu Unair. DOK Unair
Kuliah tamu Unair. DOK Unair

Berkarier di Dunia Filantropi, Ini Skill yang Harus Dimiliki

Renatha Swasty • 16 Juni 2023 19:13
Jakarta: Program studi ekonomi dan bisnis kerap menjadi incaran calon mahasiswa baru. Hal ini lantaran lulusannya punya peluang kerja yang luas dan dicari banyak perusahaan.
 
Nah, salah satu pekerjaan yang bisa digeluti lulusan ekonomi dan bisnis ialah, Filantropi. Direktur dan Senior Consultant PT Inspirasi Melintas Zaman (IMZ) Fatchuri Rosidin mengungkapkan prospek karier dunia filantropi Indonesia memiliki potensi besar.
 
Sebab, masyarakat Indonesia terkenal dermawan dan banyak melakukan amal. Bahkan, sedekah sudah menjadi bagian dari masyarakat.

“Kita beruntung tumbuh di tengah kelas menengah muslim. Sekarang ini sedekah sudah menjadi gaya hidup, ini menjadi peluang yang sangat besar bagi kalian yang ingin bekerja di bidang filantropi,” papar Rosidin dalam kuliah tamu “Prospek Pengembangan SDM Ekonomi Syariah di Dunia Filantropi Islam” yang digelar Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 16 Juni 2023.
 
Rosidin mengatakan untuk sukses berkarier di dunia filantropi, ada enam keterampilan yang harus mahasiswa miliki. Keenam skill tersebut adalah adaptif, solutif, komunikatif, leadership, inovatif dan kreatif, serta pengetahuan di bidangnya.
 
“Dunia filantropi membutuhkan itu, pengetahuan baru di nomor enam. Skill-skill yang lain akan kalian dapatkan di luar kuliah. Jadi kuliah jangan cuma kampus, perpus, kos,” tutue dia.
 
Rosidin juga menerangkan dunia filantropi membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki technical skill, soft skill, dan maturity. Sayangnya, generasi muda zaman sekarang masih sangat lemah di poin ketiga dan banyak yang harus jadi perhatian bersama.
 
“Yang ketiga ini adalah PR generasi sekarang, yaitu PR kematangan. Dari tingkat maturity-nya, anak kuliah zaman sekarang sama kayak SMA zaman dulu. Lembur sedikit katanya engga baik buat mental health, akhirnya seminggu kerja udah out,” tutur dia.
 
Rosidin menceritakan gaji tidak bisa jadi ukuran untuk berkarier di dunia filantropi. Bagaimanapun, ia menyadari di luar banyak karier yang dapat menjanjikan lebih jika menjadikan gaji sebagai tolok ukurnya.
 
Dia mengatakan berkarier di dunia filantropi bukan hanya bekerja tapi juga beramal. “Penting sekali memilih pekerjaan yang bukan hanya karena uang. Kerja harus punya mission, tahu apa yang akan kita lakukan dan yang jadi tujuan. Jadikan pekerjaan dan karier sebagai jalan menuju surga,” tutur dia.
 
Charities Aid Foundation (CAF) menobatkan Indonesia lima tahun berturut-turut sebagai negara paling dermawan di dunia. Artinya, banyak masyarakat Indonesia yang menyumbangkan tenaga, uang, dan waktunya untuk amal.
 
“Indonesia berkali-kali menjadi negara paling dermawan. Salah satu yang jadi ukurannya adalah mengeluarkan dana untuk membantu orang yang tidak mereka kenal,” ujar dia.
 
Sayangnya, fakta itu masih belum bisa secara signifikan mengatasi kemiskinan. Rosidin mengungkapkan tujuan utama IMZ sebagai perusahaan sosial bertujuan mengatasi kemiskinan.
 
“Riset 2022, dana zakat terhimpun Rp12,4 triliun. Dari semua dana, hanya 5 persen dana yang tersalurkan untuk mengatasi kemiskinan. Padahal, dengan jumlah dana yang terhimpun banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kemiskinan,” tutur dia.
 
Baca juga: 25 Orang Paling Dermawan Sejagad Raya, Ada dari Indonesia?

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan