Tim Ekspedisi Sungai Batanghari menyusuri anak Sungai Batanghari, Sungai Pijoan. Medcom.id/Renatha Swasty
Tim Ekspedisi Sungai Batanghari menyusuri anak Sungai Batanghari, Sungai Pijoan. Medcom.id/Renatha Swasty

Festival Bebiduk Besamo Meriahkan Ekspedisi Sungai Batanghari 2023

Renatha Swasty • 03 Agustus 2023 08:02
Jambi: Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan kebudayaan dengan pelestarian lingkungan untuk perkembangan keberlanjutan lewat Kenduri Swarnabhumi 2023 berlanjut. Ekspedisi Sungai Batanghari sebagai salah satu kegiatan dalam kenduri dimeriahkan Festival Bebiduk Besamo.
 
Festival digelar dari Lubuk Guci Emas tepatnya di Desa Muaro Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Festival Bebiduk Besamo dimulai dengan menyusuri Sungai Pijoan, anak Sungai Batanghari.
 
Butuh sekitar 40 menit menggunakan kapal menyusuri anak sungai hingga sampai di Lubuk Guci Emas. Sepanjang perjalanan, tim disuguhi beragam jenis pohon dan hewan yang hidup di tempat itu. Adapula keramba warga di sekitar sungai.

Sebanyak enam lubuk juga terlihat berada di sejumlah titik Sungai Pijoan. Lubuk ini gunanya sebagai tempat berkembang biaknya ikan secara alami sekaligus tempat warga mencari ikan.  
 
Sesampainya di Lubuk Guci Emas, tim disambut tari-tarian yang dipersembahkan oleh anak-anak Desa Muaro Pijoan. Acara juga diisi dengan pelepasan benih ikan, penanaman 1.500 pohon, dan seminar soal lingkungan. Tak cuma orang dewasa, Festival Bebiduk Besamo juga diikuti anak sekolah.
 
Festival Bebiduk Besamo Meriahkan Ekspedisi Sungai Batanghari 2023
Tim Ekspedisi Sungai Batanghari disambut tari-tarian oleh anak Desa Pijoan. Medcom.id/Renathan Swasty
 
Pamong Budaya Utama Kemendikbudristek Siswanto mengungkapkan pihaknya menggelar Ekspedisi Sungai Batanghari lantaran adanya permasalahan, seperti degradasi lingkungan ekosistem air Batanghari hingga degradasi adat budaya yang sudah mulai meluntur dan perubahan-perubahan yang ada.
 
"Kita tidak memungkiri adanya perubahan tapi kita ingin mengingatkan Batanghari dulu menghubungkan antarbudaya, perdagangan bangsa dari hulu ke hilir," tutur Siswanto saat berbincang di Lubuk Guci Emas, Muaro Pijoan, Jambi, Rabu, 2 Agustus 2023.
 
Siswanto menyebut pihaknya ingin mengingatkan kembali Sungai Batanghari mempunyai peran yang menghubungkan budaya yang arif bijaksana dalam mengelola ekosistem lingkungan.
 
"Jadi, ekosistem budayanya terpelihara ekosistem lingkungannya tetep terpelihara. Kita mengingatkan untuk generasi muda ke depan," kata dia.
 
Lubuk Guci Emas sendiri dipilih karena upaya Desa Muaro Pijoan melestarikan lingkungan melalui pendekatan adat. Di Lubuk Guci Emas terdapat lubuk larangan yakni tempat ikan berkembang biak alami, namun tidak dapat diambil.
 
Mereka yang mengambil ikan di lubuk larangan bakal kena denda adat. Melalui Festival Bebiduk Besamo, sebanyak 50.000 benih ikan nilam dilepas di lubuk larangan. Ikan nilam sendiri merupakan ikan endemik di Guci Emas.
 
Festival Bebiduk Besamo Meriahkan Ekspedisi Sungai Batanghari 2023
Lubuk larangan di Guci Emas. Medcom.id/Renatha Swasty
 
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani mengatakan Kabupaten Muaro Jambi menyimpan keunggulan dan keunikan budaya bentangan alam serta sumber daya yang dapat dikelola, dikembangkan, dan dimanfaatkan demi kemaslahatan bersama-sama. Dia berharap Festival Bebiduk Besamo bisa menjadi ajang berbagai promosi potensi budaya, potensi destinasi wisata, baik agrowisata, ekowisata, wisata olahraga, dan produk unggulan dari Muaro Jambi.
 
Sehingga, dapat menarik atensi masyarakat lebih luas dan menarik investor untuk turut serta dalam pembangunan dan peningkatan perekonomian Kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Jambi. Sekaligus, kata dia, menjadi momentum untuk menguatkan kesadaran dan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam melestarikan lingkungan khususnya Sungai Batanghari.
 
"Kita harap kegiatan ini dapat menumbuhkan dan menanamkan kesadaran yang mengubah langkah konkret kemajuan kebudayaan daerah sekaligus kelestarian lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah," tutur Abdullah.
 
Ekspedisi Batanghari diinisiasi Kemendikbudristek bersama 13 pemerintah daerah di Sumatra Barat dan Jambi. Tim menyusuri Sungai Batanghari dari Dharmasraya, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Danau Sipin, KCBN Jambi, dan berakhir di Tanjung Jabung Barat.
 
Perjalanan tim Ekspedisi Batanghari melibatkan sejumlah peserta, seperti komunitas, aktivis budaya dan lingkungan daerah maupun nasional, arkeolog, sejarawan, tim ahli, serta masyarakat umum.
 
Baca juga: Kenduri Swarnabhumi 2023 Upaya Menghubungkan Masyarakat dengan Peradaban Sungai Batanghari.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan