Adapun bantuan tersebut berupa uang tunai, perluasan akses, dan kesempatan belajar dari pemerintah. Kahar juga menyinggung mutu literasi masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap tingkat efektivitas suatu kebijakan.
Oleh karenanya, ia menekankan agar orang tua, kepala sekolah, dan dinas pendidikan memahami PIP dan KIP-Kuliah serta memperhatikan berbagai informasi terkait tenggat waktu pengajuan PIP maupun KIP-K. Untuk kelas akhir yaitu kelas 6 SD, kelas 9 SMP, dan kelas 12 SMA/SMK, batas akhir aktivasi rekening yakni hingga akhir Juni.
“Mohon kepada operator sekolah maupun dinas pendidikan untuk memastikan pengisian Dapodik peserta didik telah benar. Segera centang mereka yang layak PIP di Dapodik,” ujar Abdul Kahar, dalam keterangannya, Sabtu, 13 Mei 2023.
Kahar juga menegaskan agar semua pihak terkait bergotong royong mengawal agar implementasi PIP di lapangan berjalan dengan baik. Terutama dalam hal pengajuan PIP yang dapat ditempuh melalui jalur Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), usulan sekolah, dan jalur aspirasi.
Ketiga jalur tersebut menurutnya menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mengawal keberhasilannya. “Kita kawal usulan kita jangan sampai terhambat. Sebab sumber dana ini berasal dari anggaran negara yang harus dimaksimalkan penyerapan manfaatnya. Saya titipkan ini kepada pemda,” tegas Kahar.
Hal lain yang tidak kalah penting dari tujuan PIP adalah sebagai salah satu solusi memberantas angka putus sekolah. Sebagai program prioritas pemerintah yang utamanya adalah untuk membantu biaya pendidikan di masyarakat, keberlanjutan penerimaan dana PIP bagi peserta didik dari jenjang pendidikan yang satu ke jenjang pendidikan berikutnya wajib dijaga bersama.
“Kami prioritaskan peserta didik yang menerima KIP saat ini adalah mereka yang telah memiliki KIP pada jenjang sebelumnya dan memiliki rekening aktif,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, Anggota Komisi X DPR, Ferdiansyah, di hadapan perwakilan 16 SD, 15 SMP, 5 SMA, 5 SMK, 1 SLB, 1 PKBM se-Kabupaten Garut serta dinas pendidikan, menyampaikan komitmennya untuk membantu percepatan PIP dan KIP-K.
“Kami akan bantu melalui jalur aspirasi dengan tidak ada potongan sepeserpun. Syaratnya, calon penerima harus datang sendiri melakukan pengurusan dan tidak diwakilkan kepada siapapun. Pengajuan PIP sekolah negeri harus ditandatangani kepala sekolah dan komite," kata Ferdiansyah.
Sedangkan untuk sekolah swasta harus ditandatangani kepala sekolah, komite, dan ketua yayasan. Pengambilan SK harus diambil oleh kepala sekolah (tidak diwakilkan). “Jika ada di antara Bapak/Ibu yang terkendala dalam pendataan, silakan laporkan kepada saya maupun tim saya di Kabupaten Garut,” imbuhnya.
Salah satu peserta undangan yang hadir adalah Kepala Sekolah SMPIT Al-Hawari, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, yakni Yangyang Budiman. Ia mengaku terkesan dengan PIP karena dapat membantu meringankan biaya pendidikan terutama bagi siswanya yang lemah secara ekonomi.
“Kami senang dari tahun ke tahun ada peningkatan jumlah penerima PIP di sekolah kami. Tahun ini sekitar 60 peserta didik terbantu dengan PIP,” ujar kepala sekolah yang telah menjabat sejak tahun 2015.
Senada dengan pernyataan Kepala Puslapdik, Kepsek Yangyang, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menyukseskan implementasi kebijakan di daerah. “Untuk PIP ini saya bersyukur semakin banyak orang tua dan pihak terkait yang paham prosesnya sehingga sangat membantu dalam menjaga kelancaran pencairan. Semoga program ini ke depan semakin baik, transparan, dan tepat sasaran sehingga semakin banyak anak-anak miskin yang terbantu pendidikannya,” kata dia.
Peserta didiknya yang turut hadir yaitu Afifah, siswa kelas 8 SMP IT Al-Hawari. Ia mengungkapkan rasa bahagia karena kembali mendapat bantuan dari PIP setelah sebelumnya juga menerima PIP saat duduk di bangku SD.
“Saya senang, sangat membantu, dananya bisa saya pakai untuk keperluan sekolah,” ucap anak pertama dari dua bersaudara ini sumringah.
Afifah yang bercita-cita menjadi pengusaha sukses ini, ingin terus bersekolah hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Ia juga ingin membuat kedua orang tuanya yang berpenghasilan di bawah upah minimum regional (UMR) merasa bangga karena anaknya bisa mengenyam pendidikan yang layak untuk mendukung cita-cita Afifah kelak.
Tak berbeda jauh dengan Afifah, ada Raihan siswa kelas 3 SD 1 Hegarmanah, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut. Anak kedua dari lima bersaudara ini rupanya sangat bersemangat untuk belajar namun ia tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya atas kondisi ekonomi keluarga.
Ayahnya sehari-hari berdagang baju di pasar dan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. “Uang yang nanti saya terima mau saya gunakan untuk membeli seragam dan peralatan sekolah,” ucap anak yang menyukai pelajaran Matematika ini dengan polosnya.
Hal yang sama juga dirasakan Dini Nur Latifah, siswa kelas 8, SMPN 4 Tarogong Kidul. Ia begitu senang karena untuk pertama kalinya ia mendapat bantuan dari PIP. “Bapak/Ibu saya pekerjaannya hanya sebagai buruh, saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Dengan adanya PIP ini sangat membantu saya meringankan beban orang tua,” ujar gadis yang bercita-cita menjadi dokter ini.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
| Baca juga: Unhas Buka Pendaftaran KIP Kuliah Jalur SNBP dan Ketua OSIS, Ini Link-nya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id