Riyan menjelaskan alat kesehatan ini menunjukkan titik koordinat neurotransmitter yang bermasalah. Dia menyebut dengan alat ini, dokter akan lebih mudah melakukan operasi saraf otak dengan tingkat keakurasian yang tinggi.
Penelitian ini menggandeng ahli bedah saraf, Dr dr Achmad Fahmi SpBS(K)SubspNF FINPS, untuk mengembangkan stereotactic berdasarkan pengalamannya menggunakan alat serupa dari produsen lain. Penyandang gelar Top 2% World Ranking Scientists ini menuturkan, stereotactic ke-4 di dunia tersebut terdiri dari dua komponen utama, yaitu perangkat keras dengan merek BrainRY dan perangkat lunak bermerek BrainNAV.
Pengembangan prototipe perangkat keras stereotactic dibantu oleh produsen alat medis di Indonesia, yaitu ZENMED+. Sedangkan, pengembangan desain prototipe perangkat lunak melibatkan dosen ITS dan mahasiswa lintas jenjang yakni S1, S2, dan S3.
Stereotactic gagasan Riyan menjadi salah satu inovasi yang dipamerkan pada miniatur rencana negara atau Paviliun Indonesia. Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan Indonesia membuka diri untuk berbagai investasi teknologi dan pengembangan ekonomi hijau.
Dia menyebut Hannover Messe 2023 menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kerja sama industri dan teknologi serta pendorongan ekspor untuk investasi asing.
Sebanyak 157 co-exhibitors yang terdiri dari pelaku startup industri, asosiasi, kawasan industri, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), lembaga pendidikan, dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara turut bersolek di Paviliun Indonesia. Tak hanya pada sektor alat kesehatan seperti Riyan, co-exhibitors ini bergerak pada sektor yang menjadi fokus utama, yakni makanan, tekstil, otomotif, elektronik, bahan kimia, dan farmasi.
Melihat potensi Indonesia di Hannover Messe 2023, Riyan meyakini perangkat keras dan perangkat lunak stereotactic dapat menginisiasi penciptaan alat-alat medis di Indonesia. Terlebih, masih terdapat ketergantungan terhadap alat-alat medis impor seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI), CT Scan, ataupun stereotactic.
Riyan berharap inovasinya dapat menghadirkan alat stereotactic di rumah sakit di Indonesia. Dia juga berharap semakin banyak rumah sakit yang mendukung tindakan bedah saraf otak.
“Semakin terjangkaunya alat stereotactic, kebutuhan dokter bedah saraf di Indonesia dapat terlengkapi,” tutur dia.
Baca juga: Cerita Siswa SMK RUS Kudus di Hannover Messe 2023: Sempat Grogi Sampai Banjir Pujian |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News