Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan UI, DPPM UI memberi kontribusi dalam pengembangan desain, pengemasan, pemasaran, dan pengembangan branding. Sanggar Budi Rahayu, tim dosen Universitas Indonesia, dan didukung seniman Boyolali, Donny Tattoo, mengembangkan tiga motif batik baru.
Nantinya, motif ini menjadi identitas dari kawasan timur lereng Merapi-Merbabu, yaitu Motif Brengolo, Motif Anjang Kencana, dan Motif Merapi-Merbabu. Motif Brenggolo terinspirasi dari sapi Brenggolo, motif Anjang Kencana terinspirasi dari tradisi lisan masyarakat petani di masa panen, dan motif Merapi-Merbabu mendapat inspirasi dari wilayah pembatikan.
Ketiga motif batik itu diharapkan dapat benar-benar diproduksi secara kontinu. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan nilai ekonomi dari indutri batik tersebut.
Tiga motif ini akan terus dikembangkan sebagai motif dasar yang dapat berkembang sesuai ciri dan karakter wilayah lokal. Kegiatan ini ditujukan bagi para ibu muda dan remaja yang tertarik mengembangkan usaha batik untuk meningkatkan perekonomian keluarga.
Dari data yang diperoleh penyelenggara pelatihan membatik tersebut, saat ini cukup banyak ibu rumah tangga yang tidak lagi bekerja di ladang karena harus menjaga anak-anaknya. Hal ini mendorong Sanggar Budaya Budi Rahayu terpangil memberikan keterampilan yang berkaitan erat dengan industri kreatif.
Keterampilan itu diharapkan akan berdampak pada peningkatan pengetahuan dan ekonomi keluarga. Selain ibu-ibu muda, remaja yang tergabung dalam Karang Taruna juga diajak berperan serta dalam proses pembatikan.
Kegiatan diawali lewat penjaringan warga yang akan ikut dalam kelompok pembatik. Tahap berikutnya, penyediaan sarana dan prasarana produksi, seperti modal berupa alat produksi dan bahannya. Tahap terakhir adalah proses pelatihan pembatikan.
Proses pelatihan pembatikan awal sudah dilaksanakan pada 5-7 April 2024 diikuti lebih kurang 20 peserta. Mereka adalah ibu-ibu PKK dan remaja Karang Taruna dari Dukuh Sengon, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabputane Boyolali.
Pelatihan teknik membatik menggunakan canting dan kuas di atas kain seukuran sapu tangan dan seukuran selendang dengan pewarna rhemasol. Selanjutnya, pelatihan tahap kedua adalah proses pembatikan di kain panjang 2 meter secara bertahap setiap bulan hingga berakhir di tanggal 30 Juni 2024.
Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini diadakan secara bertahap sehingga para peserta mampu memproduksi dan memasarkan sendiri batiknya. Kegiatan tersebut diharapkan tidak hanya sebatas pelatihan dan keterampilan.
Pihak Sanggar Budaya Budi Rahayu berharap produk batik ini dapat dijalankan sebagai bagian dari pengembangan ekonomi masyarakat melalui pendampingan dari UI yang berfokus pada pemasaran dan inovasi produk turunanannya.
Sanggar Budaya Budi Rahayu mengundang beberapa narasumber, yaitu dosen Sastra Jawa UI, Widhyasmaramurti, yang mengajarkan teknik pencantingan; perajin batik dari Batikku Ciprat Salatiga, Ana Wahyuni dan Noviana Rossy, yang mengajarkan teknik membatik dengan kuas dan pewarnaan rhemasol.
Kegiatan pelatihan bertempat di Workshop Sanggar Budi Rahayu dan Rumah Iqbal Dukuh Sengon Desa Senden Kecamatan Selo. Renny mewakili peserta dari komunitas Ibu PKK mengaku senang mengikuti pelatihan ini.
Dia baru sadar membatik menyenangkan. Di luar dugaannya, ia dapat mengikuti pelatihan dengan baik serta dapat menghasilkan produk batik yang menarik.
Hal ini menumbuhkan optimisme bagi peserta, meski mereka baru mempelajari batik. Walau masih dalam skala mikro, tapi kegiatan ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat di masa sulit, khususnya di masa belum panen atau saat nilai panen rendah.
Adapun untuk mendukung proses pembatikan ramah lingkungan dapat diadakan pelatihan lanjutan. Misalnya dengan proses pewarnaan alami dengan bahan pewarna alam yang diambil dari wilayah lereng Timur Merapi Merbabu yang kaya akan hasil alam.
Widhyasmaramurti mengatakan UI senantiasa berkomitmen mendukung pelestarian budaya lokal dan penguatan ekonomi masyarakat. Ketua Sanggar Budaya Budi Rahayu, Kristianto, mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Kebudayaan melalui dukungan pembiayaan dari Program Dana Indonesiana Kategori Dukungan Institusional Bagi Organisasi Kebudayaan 2023/2024.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Indonesia karena telah mefasilitasi program-program sanggar. Khususnya program pengembangan industri kreatif berbasis budaya melalui pengembangan motif batik di lereng timur Gunung Merapi dan Merbabu.
Baca juga: Mahasiswa Doktor UI Gagas Alat Pantau Diabetes Tanpa Jarum |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id