KLHK bersama ITS menggelar workshop bertajuk Peran Generasi Muda dalam Mitigasi Urban Heat Island di Gedung Research Center ITS Surabaya, Rabu, 26 Juni 2024. Foto: Dok KLHK
KLHK bersama ITS menggelar workshop bertajuk Peran Generasi Muda dalam Mitigasi Urban Heat Island di Gedung Research Center ITS Surabaya, Rabu, 26 Juni 2024. Foto: Dok KLHK

ITS dan KLHK Ajak Generasi Muda Antisipasi Bahaya Urban Heat Island

Antara • 28 Juni 2024 09:47
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak generasi muda untuk mengantisipasi bahaya fenomena meningkatnya suhu di wilayah perkotaan. Fenomena ini dikenal istilah urban heat island (UHI).
 
Rektor ITS Bambang Pramujati menuturkan UHI merupakan fenomena alam berupa tingginya suhu daerah perkotaan yang saat ini tengah dialami oleh kota-kota besar di seluruh dunia. "Fenomena tersebut dari tahun ke tahun semakin parah yang ditandai dengan suhu yang semakin meningkat," kata dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut, dilansir dari Antara, Jumat, 28 Juni 2024.
 
Bambang menjelaskan, fenomena UHI atau pulau bahang perkotaan diakibatkan oleh industri yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak dapat dihindari karena perkembangan bidang industri juga dibutuhkan oleh masyarakat.

"Kita harus berusaha agar kerusakan lingkungan akibat industri dapat diminimalisasi," ujarnya.
 
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memaparkan seluruh kota di Indonesia menunjukkan tren peningkatan suhu yang signifikan antara 0,2 sampai 1 derajat celsius per 30 tahun. Selain itu, Indonesia juga mengalami peningkatan tren konsentrasi karbon tiap tahunnya.
 
"Hingga sekarang konsentrasi karbon di udara mencapai 415 ppm," kata dia.
 
Dwikorita menjelaskan ada beberapa faktor yang mengakibatkan UHI, termasuk struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, hingga efek rumah kaca. Selain itu, perubahan tutupan lahan yang menjadi lahan terbangun juga memperparah terjadinya UHI.
 
"Kapasitas termal yang tinggi dari material bangunan pun mengakibatkan panas yang diserap semakin besar," ujar mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
 
Baca: Jokowi Ingatkan Potensi Indonesia akan Terdampak Gelombang Panas dan Kekeringan

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengemukakan solusi untuk mengatasi UHI adalah dengan gerakan climate optimism. Dalam gerakan ini, masyarakat harus dapat terhubung satu sama lain, terus memperbarui informasi terkait UHI, fokus mencari solusi, dan terus berupaya mengedukasi yang lain. 
 
"Pola pikir tersebut dapat menjadi langkah awal penyelesaian UHI,” kata Sigit.
 
Sebelum dimulai workshop, pada kegiatan ini pun dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ITS dengan BMKG untuk meningkatkan kerja sama bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
 
Kerja sama ini harapannya dapat memenuhi kebutuhan BMKG untuk mencetak 500 doktor baru. Agar bisa lebih meningkatkan kualitas dan kinerja BMKG.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan