“Saat pertama kali datang ke Surabaya, saya menyadari bahwa saya tidak lagi berada di zona nyaman. Saya sendirian, tidak ada orang tua ataupun keluarga. Dan akhirnya saya mantap untuk mengemban ilmu sebanyak-banyaknya,” kenang Wahyudi dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 12 Agustus 2024.
Wahyudi bangga bisa menjadi alumnus dari salah satu kampus terbaik di Indonesia bahkan dunia. Apalagi, ia berhasil menyandang gelar sebagai wisudawan terbaik dari fakultasnya.
Pencapaiannya tersebut tak cuma membuktikan kerja keras Wahyudi tapi juga orang tuanya. Meski hanya seorang buruh bangunan dan penjual nasi, tetapi tidak menghalangi tekad Wahyudi mengenyam pendidikan tinggi.
“Kondisi ekonomi tentu tidak menjadi masalah bagi saya yang di mana saya terbantu dengan program pemerintah, yakni beasiswa KIP Kuliah. Sehingga akhirnya hari ini saya berdiri di sini, putra dari seorang buruh bangunan dan penjual nasi menjadi wisudawan terbaik dari FKH Unair,” kata Wahyudi yang mendapatkan kesempatan bercerita di podium sebagai perwakilan wisudawan lainnya.
Bantuan biaya pendidikan yang diberikan pemerintah telah menjadi pengantar banyak pelajar melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Wahyudi sebagai salah satu penerimanya merasa terbantu dengan beasiswa KIP Kuliah.
Ia berharap ke depan semakin banyak tersedia berbagai beasiswa atau bantuan biaya pendidikan yang lebih merata. Sebab, masih ada pelajar-pelajar di luar sana yang terkendala perihal biaya kuliah.
“Mungkin harus tetap ada dan ditambah lagi kapasitas beasiswa, karena masih banyak di luar sana yang terhalang oleh biaya. Saya yakin Unair menyadari hal itu hingga ini menjadi bagian dari Unair pula untuk memberikan beasiswa yang lebih luas,” harap Wahyudi.
Wahyudi yakin pendidikan merupakan kunci untuk membuka pintu kebebasan bagi siapa pun, baik kebebasan intelektual maupun ekonomi.
“Setiap orang berhak untuk bebas mengenyam pendidikan untuk masa depan yang lebih baik dan setiap orang bebas untuk mencari dan menjalani pekerjaan untuk hidup lebih layak,” tutur dia.
Baca juga: Cerita Zaky, Penerima Beasiswa KIP-K Lulus dengan IPK 3,99 dari Teknik Metalurgi ITB |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News