Kompetisi yang berlangsung pada September 2024 ini menjadi ajang pembuktian kemampuan inovator muda di bidang teknologi penerbangan. Yuk kita kenalan lebih jauh dengan pesawat bikinan tim Dewanagari dikutip dari laman Instagram @official_unesa.
Tim Dewanagari beranggotakan Kamil Maulana Putra, Muhammad Zulfikar Al Azis, Mar'atus Suci Novitasari, Mochammad Azriel Pahlevi, Meilinda Mutiara Susilo serta Muhammad Fahrurrozi dengan dosen pembimbing Muhamad Syarifuddien Zuhrie, S.Pd., M.T.
Proses pembuatan pesawat Fixed Wing dimulai dari perancangan desain menggunakan aplikasi SolidWorks. Kemudian, dilanjutkan dengan pembuatan cetakan dan pemotongan sesuai desain.
Untuk kendali penerbangan, pesawat ini dilengkapi dengan flight control Pixhawk yang memungkinkan pesawat terbang autonomously dalam jarak jauh sesuai dengan misi yang telah ditetapkan.
Selain itu, untuk mendaratkan pesawat tim menggunakan remote control yang terhubung dengan pixhawk. Ini memungkinkan pilot mengambil alih kontrol saat pesawat menyelesaikan misi.
Pesawat dapat bergerak autonomous dengan menggunakan mission planner, aplikasi yang merancang jalur penerbangan pesawat.
Kemenangan tim Dewanagari dalam KRTI 2024 menjadi bukti keberhasilan inovasi pesawat Fixed Wing yang mereka buat. Robot ini tidak hanya berhasil membawa nama baik Unesa, tetapi juga menonjolkan berbagai keunggulan teknis yang memukau.
Salah satu keunggulan pesawat Fixed Wing adalah body pesawat terbuat dari styrofoam yang dikenal awet, ringan, dan efisiensi dalam mengurangi beban pesawat. Selain itu, dilapisi dengan fiber dan resin, yang berfungsi meminimalkan kerusakan saat pendaratan.
Pesawat ini memiliki kemampuan membawa dua buah paket dengan berat masing-masing 500 gram, yang kemudian dijatuhkan pada lokasi yang ditentukan secara akurat. Sesudah itu, pesawat dapat melakukan pengambilan foto dari area di bawahnya saat terbang, yang kemudian dirender menjadi peta orthophoto.
Pembuatan robot pesawat Fixed Wing hanya membutuhkan waktu 10 hari dengan jumlah anggota tim terbatas. Tim Dewanagari berhasil mengatasi keterbatasan waktu dan sumber daya yang membuktikan kemampuan dan tekad mereka.
Ke depan, tim berkomitmen meningkatkan performa pesawat dengan beberapa perubahan signifikan. Salah satu rencana utama mereka adalah mengganti bahan pesawat dari styrofoam menjadi komposit fiber, guna meningkatkan kekuatan dan ketahanan pesawat ini.
Beberapa komponen elektrik juga akan diupgrade untuk memaksimalkan kinerja pesawat di kompetisi mendatang. Tim Dewanagari siap membawa pesawat Fixed Wing ke tingkat lebih tinggi di masa mendatang. (Nithania Septianingsih)
Baca juga: Mahasiswa Unesa Borong 123 Medali dari PON XXI Aceh-Sumut 2024 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News