Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko. DOK UGM
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko. DOK UGM

5.000 Periset BRIN Ditargetkan Memiliki Kualifikasi Jenjang S3

Renatha Swasty • 03 Maret 2022 11:38
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan 5.000 periset menyelesaikan pendidikan jenjang S3. Saat ini, jumlah periset di BRIN mencapai 9.000 yang berasal dari seluruh kementerian/lembaga (K/L).
 
“Jumlah ideal periset di BRIN tidak ditentukan dari seberapa banyak SDM risetnya saja tapi, sebetulnya yang penting adalah kualitas SDM periset itu sendiri. Saya menargetkan kualifikasi periset di BRIN setidaknya harus telah menyelesaikan jenjang pendidikan S3,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 Maret 2022.
 
Dia menyebut jumlah SDM riset sebanyak 9.000 orang sebenarnya sudah lebih dari cukup. Terpenting meningkatkan kualifikasi, kapasitas, dan kompetensi dari periset.

Salah satu upaya BRIN untuk menjadikan lembaga riset ini ideal yakni mengangkat dan melantik Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan kualifikasi S3 sebanyak 10 orang. Handoko berharap periset yang bergabung ke BRIN dapat lebih kreatif dan produktivitas meningkat.
 
“Kami berharap periset yang tergabung di BRIN bisa semakin meningkat produktivitasnya dan kapasitas serta kompetensinya. Selain itu, semoga BRIN bisa menjadi rumah periset yang lebih baik, sehingga dapat memberikan kontribusinya lebih banyak termasuk untuk lembaga atau kementerian asalnya,” tutur dia.
 
Plt Kepala Biro Perencanaan, Kepegawaian, dan Hukum, Badan Informasi Geospasial (BIG), Ali Nor Hidayat, turut menyaksikan serah terima pengalihan SDM. Dia menyambut baik integrasi sumber daya riset ke BRIN.
 
Selama ini, kata dia, kegiatan penelitian di Indonesia kurang terkoordinasi dengan baik. Kegiatan penelitian juga sering mengalami tumpang tindih antar lembaga atau kementerian.
 
“Selama ini penelitian belum terkoordinir dengan baik dan setelah seluruh lembaga riset berkumpul menjadi satu di BRIN, nantinya penelitian di Indonesia akan lebih terarah dan dapat memberikan manfaat yang lebih baik kepada negara,” ujar Ali Nor.
 
Jumlah peneliti dari BIG yang diintegrasikan ke BRIN sebanyak 21 orang. Pada batch pertama 15 orang diproses pengalihannya.
 
Pada batch kedua, sebanyak satu orang peneliti diproses dialihkan dan sisanya menunggu Surat Keputusan dari Presiden. Mengingat, saat ini mereka menduduki posisi sebagai peneliti utama.
 
Ali menuturkan dengan berpindahnya fungsi penelitian di BIG ke BRIN, pihaknya tengah mengajukan rancangan Peraturan Presiden tentang BIG. Dia menyebut di dalamnya fungsi penelitian telah dikeluarkan dari tusi BIG.
 
“Setelah perpres ini selesai akan ditindaklanjuti dengan membuat Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK). Selanjutnya pelaksanaan fungsi penelitian informasi geospasial diserahkan kepada BRIN yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang tersebut,” papar dia.
 
Ali berharap kegiatan riset tetap berjalan di BRIN dan dapat dilaksanakan oleh periset yang sebelumnya berasal dari BIG. Koordinasi akan terus dibangun antar lembaga untuk memastikan layanan informasi geospasial tetap berjalan.
 
“Koordinasi menjadi hal penting antara BIG dengan BRIN dalam melakukan kegiatan penelitian khususnya terkait informasi geospasial. Dan diharapkan peneliti yang dulunya berasal dari BIG mampu berkontribusi dengan memberikan masukan kepada BRIN terhadap pelaksanaan fungsi layanan penelitian informasi geospasial yang menjadi tugas pokok dari BIG,” tutur dia.
 
Baca: Sediakan Co-working Space, Peneliti BRIN Bisa Kerja di Mana Saja
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan