Yogyakarta: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tetap akan menggunakan nilai Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD menjadi bahan pertimbangan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), meskipun akan menerapkan sistem zonasi.
"Nilai USBN SD tetap akan menjadi pertimbangan, terutama saat ada satu atau lebih siswa yang memiliki hitungan jarak sama antara tempat tinggalnya dengan sekolah yang dituju," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana di Yogyakarta.
Oleh karena itu, Edy berharap agar siswa SD tetap fokus dalam tiga hari ke depan pelaksanaan USBN, dan mengerjakan soal dengan baik, karena nilai yang diperoleh tetap menjadi pertimbangan saat PPDB.
USBN SD di sejumlah daerah, akan dilaksanakan pada 3-5 Mei dengan tiga mata pelajaran yang diujikan, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Sedangkan ujian susulan akan diselenggarakan pada 7-9 Mei.
Menurut Edy, USBN SD tidak menggunakan ujian berbasis komputer, tetapi ujian berbasis kertas. Untuk kewenangan penentuan kelulusan siswa menjadi keputusan tiap sekolah.
"Pada tahun ini tercatat 7.191 siswa dari 167 SD yang mengikuti USBN di Yogyakarta," sebut Edy.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengingatkan agar siswa tidak menyepelekan pelaksanaan USBN SD, karena menganggap bahwa PPDB hanya akan didasarkan pada hitungan jarak tempat tinggal ke sekolah.
"Harus tetap belajar agar hasil ujian bagus. Nilai USBN akan tetap menjadi bagian pertimbangan saat PPDB. Tidak selalu harus didasarkan pada hitungan jarak terdekat," katanya.
Meskipun demikian, Peraturan Wali Kota Yogyakarta untuk PPDB SMP belum diterbitkan, karena masih menunggu hingga pelaksanaan USBN SD selesai. "Agar siswa tetap fokus belajar," ujar Haryadi.
PPDB berbasis zonasi yang akan diterapkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta didasarkan pada jarak Rukun Warga (RW) tempat tinggal siswa ke sekolah yang dituju. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta juga sudah menyusun jarak seluruh RW ke sekolah SMP negeri yang ada di kota tersebut.
"Yang pasti, peraturan yang nantinya ditetapkan harus implementatif, tidak menyulitkan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News