Mendikbudristek Nadiem Makarim memakai saat memimpin Upacara HUT ke-78 RI. DOK YouTube Kemdikbud RI
Mendikbudristek Nadiem Makarim memakai saat memimpin Upacara HUT ke-78 RI. DOK YouTube Kemdikbud RI

Teks Pidato Mendikbudristek pada Upacara Bendera Hardiknas 2024

Muhammad Syahrul Ramadhan • 30 April 2024 16:35
Jakarta: Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati dengan menggelar upacara bendera. Kegiatan upacara bendera digelar pada 2 Mei.
 
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) telah mengeluarkan pedoman dan susunan acara Upacara Bendera Hardiknas 2024. Dalam susunan acara tersebut terdapat pembacaan pidato Mendikburistek, Nadiem Makarim.

Tema Hardiknas 2024

Setiap tahunnya terdapat tema untuk peringatan Hardiknas. Berdasarkan pedoman Kemendikburistek tema peringatan Hardiknas 2024 adalah “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”. 
 

Teks Pidato Mendikbudristek pada Upacara Bendera Hardiknas 2024:


Berikut ini pidato lengkap Mendikbudristek, Nadiem Makarim pada Upacara Bendera Hari Pendidikan Nasional 2024 seperti diktutip dari laman www.kemdikbud.go.id:
 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
Salam sejahtera bagi kita semua, 
Om swastiastu, 
Namo buddhaya, 
Salam kebajikan, Rahayu, 

Saudara saudariku sebangsa dan setanah air, 
Lima tahun terakhir ini adalah waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek. Menjadi pemimpin dari gerakan Merdeka Belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan Indonesia.
 
Bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuah sistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tidak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan. 
 
Kemudian, ketika langkah kita mulai serempak, kita dihadapkan dengan tantangan yang tak pernah terbayangkan yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup kita secara drastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatan untuk mengakselerasi perubahan. Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauh lebih kuat. Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama. Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar. 
 
Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal barn karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Kita sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap 
 
berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi.
 
Lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan Merdeka Belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh. Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan.
 
Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian saya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan Merdeka Belajar. Dengan penuh ketulusan, saya ucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang Ibu dan Bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan Merdeka Belajar kepada Anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan.
 
Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari terus bergotong royong menyemarakkan dan melanjutkan gerakan Merdeka Belajar.
 
Terima kasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Om shanti, shanti, shanti, om,
Namo buddhaya,
Rahayu

 
Baca juga: Pedoman Lengkap Upacara Bendera Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2024
 

Sejarah Singkat Hardiknas


Sejarah Hari Pendidikan Nasional tak bisa lepas dari sosok pahlawan pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara. Peringatan Hardiknas yang jatuh setiap tanggal 2 ini merupakan hari kelahirannya.
 
Ki Hajar Dewantara tepatnya lahir pada 2 Mei tahun 1889 di Yogyakarta. Ia kemudian tumbuh menjadi sosok yang pemberani dalam menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda.
 
Melansir laman resmi BPMP Riau, kebijakan yang ditentang Ki Hajar Dewantara pada masa itu adalah aturan yang hanya memperbolehkan priyayi dan anak-anak kelahiran Belanda untuk mengenyam bangku pendidikan. Sementara pribumi kesulitan untuk mendapat pendidikan yang layak. 
 
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial tersebut membuat Ki Hajar Dewantara diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Ketiganya kemudian dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. 
 
Setelah akhirnya kembali ke Indonesia pada 1918, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa (dikenal juga dengan Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. 
 
Taman Siswa sekolah yang terlahir dari gagasan Ki Hajar Dewantara bersama teman-temannya di Yogyakarta dengan tujuan kemerdekaan Indonesia. Sekolah ini juga merupakan bentuk perjuangan terhadap penjajahan melalui jalur pendidikan dan kebudayaan. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan