"Agar prodi vokasi di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta semakin menghasilkan lulusan dengan kualitas dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja," kata Dirjen Diksi, Wikan Sakarinto, dalam konferensi video, Rabu, 27 Mei 2020.
Dia berharap industri mampu membuka pintu kolaborasi tersebut. Wikan meyakini konsep link and match ini semakin memperkuat hubungan antara pendidikan vokasi dengan industri.
"Ini bentuknya penguatan. Karena sebenarnya saat ini sudah ada kerja sama sebesar 50 hingga 75 persen antara pendidikan vokasi dengan industri. Hanya mungkin belum dalam saja pernikahannya," ungkap Wikan.
Baca: PGRI Desak Kemendikbud Membuat Kurikulum Darurat
Wikan mengatakan, pihak industri dan dunia kerja akan diuntungkan dengan skema 'pernikahan' ini. Industri bisa turut membangun peserta pendidikan vokasi sesuai keinginannya.
"Jangan sampai, sudah lulus kuliah, masih harus di-training lagi oleh industri dengan susah payah, memakan banyak waktu dan berbiaya mahal," tambahnya.
Menurutnya, akan lebih baik materi pelatihan di industri bisa dibangun bersama dan dimasukkan ke dalam kurikulum, serta diajarkan oleh dosen bersama praktisi dari industri. Peran dunia industri sangat dinantikan untuk mendukung program tersebut.
"Keberhasilan program ini harus didukung dan perlu partisipasi aktif banyak pihak baik pemerintah pusat maupun daerah, serta seluruh stakeholder. Perlu kerja sama semua pihak agar perjodohan ini berhasil baik pusat, daerah maupun stakeholder," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News