Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kornelius Sofinner Ndruru. DOK ITS
Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kornelius Sofinner Ndruru. DOK ITS

Mahasiswa ITS Sulap Filter Rokok Jadi Bahan Modifikasi Aspal

Renatha Swasty • 05 September 2024 14:48
Jakarta: Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kornelius Sofinner Ndruru, menyulap limbah filter rokok sebagai bahan modifikasi aspal. Paparan panas sinar matahari dan beban kendaraan berlebih menyebabkan kemampuan aspal dalam menahan beban menjadi tidak maksimal sehingga jalan aspal cepat mengalami kerusakan.
 
Pada penelitian tugas akhirnya, Kornelius Sofinner Ndruru menggunakan kandungan selulosa asetat yang tinggi pada filter rokok untuk dijadikan polimer jalan aspal. Penambahan polimer pada campuran jalan aspal berperan sebagai bahan pengikat antara aspal dengan agregat.
 
“Selain kandungannya, filter rokok juga dipilih karena keberadaannya yang melimpah,” papar Kornelius dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id. Kamis, 5 September 2024.

Dalam proses penerapannya, filter rokok perlu melewati beberapa tahapan sebelum dicampurkan dengan agregat jalan aspal lainnya. Pertama, filter rokok dibersihkan dan dikeringkan agar kandungan bakteri dan airnya hilang serta rongga pada filter rokok berkurang dan tertutup. Pada tahapan ini, filter rokok akan mengalami penyusutan ukuran dan menjadi lebih kuat.
 
Tahap selanjutnya, pemuda asal Nias, Sumatera Utara ini menjelaskan filter rokok yang sudah kering dan kaku akan dilapisi dengan aspal atau disebut sebagai proses enkapsulasi. Pada tahap ini, mahasiswa yang biasa disapa Kornel tersebut, menggunakan takaran aspal sebanyak 20 persen dari berat total filter rokok yang digunakan.
 
“Proses enkapsulasi ini berfungsi untuk melapisi dan menutup rongga pada filter rokok,” ujar dia.
 
Setelah filter rokok dienkapsulasi dengan sempurna, hasilnya akan dicampurkan dengan aspal dan agregat lain sebagai bahan campuran jalan aspal. Namun, Kornel menekankan untuk mencapai kualitas jalan aspal yang stabil diperlukan takaran filter rokok yang tepat.
“Karakteristik filter rokok yang berongga perlu diperhatikan karena akan memengaruhi jumlah aspal yang digunakan,” papar Kornel.
 
Maka, dalam penelitian untuk Tugas Akhir (TA) berjudul Analisis Pengaruh Penggunaan Limbah Filter Rokok Enkapsulasi sebagai Campuran Aspal HRS-WC terhadap Nilai Stabilitas Marshall, Kornel melakukan pengujian enkapsulasi aspal terhadap delapan variasi jumlah filter rokok untuk dua metode berbeda.
 
“Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentase filter rokok yang paling optimum terhadap kinerja campuran jalan aspal,” ujar calon wisudawan pada gelaran Wisuda ke-130 ITS mendatang ini.
 
Kornel memaparkan variasi persentase filter rokok yang diuji adalah sebesar 0,625 persen, 1,25 persen, 2,5 persen, dan 5 persen dari total berat keseluruhan campuran aspal. Setiap persentase filter rokok dienkapsulasi menggunakan jumlah aspal dari dalam dan luar nilai kadar aspal optimum (KAO).
 
Melalui tahap pengujian, Kornel mendapatkan penggunaan jumlah aspal serta kemampuan campuran aspal menerima beban paling optimum didapatkan pada variasi 0,625 persen.
 
Melalui penelitiannya, Kornel menyimpulkan penambahan filter rokok sebagai campuran jalan aspal tidak dapat dilakukan secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena karakteristik filter rokok yang berongga memungkinkan penyerapan aspal, sehingga penggunaan aspal akan semakin banyak dan menyebabkan kerugian.
 
Kornel berharap penelitian ini dapat menanggulangi dampak buruk limbah filter rokok dengan memanfaatkannya secara optimal. Dia juga berharap agar penelitian ini dapat berlanjut ke tahap lebih tinggi.
 
“Penelitian ini bisa dijadikan sebuah acuan dalam menentukan kadar aspal saat menjalankan proses enkapsulasi,” tutur Kornel.
 
Baca juga: ITS Loloskan 44 Proposal di Pimnas ke-37, Tim Terbanyak Ke-2 Nasional

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan