Polisi menemukan jasad mahasiswi itu pada Senin 12 Agustus 2024 pukul 23.00 WIB. Polisi menemukan buku harian yang mengungkapkan bahwa korban mengalami masa sulit selama kuliah kedokteran.
Hetifah mengatakan, kasus dugaan bunuh diri yang terjadi telah mengundang perhatian luas. Serta muncul dugaan mengenai praktik perundungan cyang mungkin dialami almarhumah.
"Saya sangat prihatin dengan situasi ini dan merasa penting untuk menanggapi dengan serius, ujar Hetifah, dikutip dari unggahan instagram @dpr_ri, Senin 19 Agustus 2024.
Hetifah mendesak pihak universitas dan otoritas terkait beserta pihak Kepolisian segera melakukan investigasi menyeluruh. Agar didapatkan kebenaran di balik kejadian tersebut.
Kejadian ini menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap sistem dan prosedur yang ada di lingkungan akademik. Terutama dalam hal kesejahteraan mental mahasiswa.
"Universitas juga diminta melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap proses akademik dan lingkungan di dalamnya," kata dia.
Ia berharap kampus memberikan dukungan psikologis dan konseling bagi mahasiswa. Terutama dalam program yang sangat menuntut kesiapan mental seperti PPDS, harus ditingkatkan.
"Perlu dibuat sistem pelaporan yang mudah diakses dan program pendampingan perlu diperkuat untuk membantu mahasiswa yang menghadapi tekanan," pungkasnya.
Baca juga: Undip Sebut Mahasiswi PPDS yang Diduga Bunuh Diri Punya Masalah Kesehatan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News