Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN), Johan Muhamad. DOK BRIN
Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN), Johan Muhamad. DOK BRIN

Periset BRIN Ungkap Model Monitoring Aktivitas Matahari di Indonesia pada Forum AOSWA 2024

Renatha Swasty • 14 Oktober 2024 14:31
Jakarta: Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN), Johan Muhamad, mengungkap pemantauan dan prakiraan kondisi cuaca antariksa di Indonesia. Hal itu disampaikan pada Asia Oceania Space Weather Alliance (AOSWA) Meeting pada 8-10 Oktober 2024 di Bangkok, Thailand mewakili Indonesia Space Agency (INASA)-BRIN.  
 
“Kami mencoba mengembangkan model dan tools yang tepat di Indonesia untuk monitoring aktivitas matahari,” jelas Johan dalam paparan terkait Solar Activities Forecast System in Indonesia: Models and Tools dikutip dari laman brin.go.id, Senin, 14 Oktober 2024.
 
Ia menjelaskan BRIN telah membangun suatu sistem platform web base yang menyajikan informasi dan prediksi cuaca antariksa (space weather) harian yang dikenal dengan nama SWIFtS atau Space Weather Information and Forecast Services. Melalui sistem ini, dapat diketahui informasi data prediksi harian cuaca antariksa terkini dengan prediksi 24 jam ke depan, mulai dari aktivitas matahari hingga aktivitas ionosfer dan magnetosfer.

Johan menuturkan riset cuaca antariksa penting karena cuaca antariksa memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Sehingga, melalui AOSWA yang merupakan komunitas internasional yang memiliki perhatian terhadap cuaca antariksa, akan mendorong kerja sama dan pertukaran informasi dengan lembaga-lembaga di dalamnya.
 
“Komunitas internasional yang didirikan tahun 2010 ini bertujuan untuk pengembangan kegiatan terkait cuaca antariksa oleh lembaga-lembaga terkait di wilayah Asia-Oceania, seperti penelitian, kerjasama operasional, pertukaran data, dan berbagai aktivitas penunjang lainnya,” jelas Johan.
 
Workshop tahunan dan beberapa pertemuan lain yang diselenggarakan AOSWA digelar selama tiga hari. Dihadiri perwakilan negara se-kawasan Asia-Oceania seperti Jepang, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, China, Taiwan, Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat, India, Nepal, dan Sri Langka, banyak disampaikan pemaparan hasil riset ilmiah dan perkembangan kemajuan kegiatan terkait space weather oleh presenter dari masing-masing negara tersebut.
 
Indonesia selalu hadir dalam setiap workshop AOSWA dengan mengirimkan perwakilannya untuk menyampaikan perkembangan kegiatan terkait space weather di Indonesia. Hal ini untuk membuka peluang peningkatan kerja sama dengan negara-negara peserta AOSWA dan business meeting terkait rencana kegiatan AOSWA dalam beberapa tahun mendatang.
 
Johan menjadi salah satu panelis dalam diskusi panel mengenai Improving User Access to Operational Space Weather Data. Dia berharap dari kegiatan AOSWA, Indonesia mengetahui perkembangan riset dan teknologi terkait cuaca antariksa di negara-negara lain, khususnya di kawasan Asia dan Oseania.
 
"Sehingga dapat belajar dan mempercepat peningkatan kapasitas riset antariksa di Indonesia melalui kerja sama,” kata dia.
 
Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Indonesia Oktober 2024 Lho!

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan