"Pasalnya dunia saat ini tengah menghadapi tiga masalah besar, yakni krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan," kata Moeldoko saat memberikan kuliah umum bertema “Ketahanan Pangan dan Energi untuk Indonesia Maju” di Universitas Jember dikutip dari laman unej.ac.id, Senin, 27 Maret 2023.
Moeldoko menjelaskan krisis pangan disebabkan adanya kebijakan masing-masing negara yang ingin melindungi produk domestik. Lalu, fenomena konversi produk pangan menjadi energi dalam bentuk biofuel dan peristiwa gagal panen gara-gara perubahan iklim.
Hal ini diperparah dengan kejadian perang antara Rusia dan Ukraina. Moeldoko mengatakan gabungan faktor tersebut menjadikan harga produk pangan melejit.
“Oleh karena itu pemerintah bersiap menghadapi fenomena alam El Nino yang membawa dampak kekeringan dan mundurnya musim hujan," tutur dia.
Fenomena El Nino diperkirakan melanda Indonesia sekitar Desember 2023. Padahal, pada bulan tersebut sudah mulai memasuki masa panen raya padi.
"Kita harus mengantisipasi potensi gagal panen yang mungkin terjadi sehingga tidak menimbulkan gejolak, apalagi 2024 adalah tahun politik,” ujar Moeldoko.
Moeldoko menyebut dalam mengatasi krisis pangan pemerintah sudah banyak melakukan usaha, baik melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Seperti melalui usaha peningkatan produksi pangan, pembukaan lahan pertanian baru melalui food estate, termasuk menggalakkan pupuk organik.
Dia mengapresiasi langkah Universitas Jember yang banyak menghasilkan produk penelitian terkait ketahanan pangan. Moeldoko juga menjelaskan masalah pada petani di Indonesia.
Moeldoko mengatakan masalah petani di Indonesia ialah kepemilikan lahan sempit, tak punya modal, dan akses ke teknologi masih kurang. Dia menuturkan pemerintah sudah berusaha memberikan lahan melalui beragam cara, seperti perhutanan sosial dan bantuan kredit ringan.
"Khusus untuk di bidang teknologi, saya berharap perguruan tinggi turut mengambil peran dan itu sudah ditunjukkan oleh Universitas Jember melalui hasil-hasil penelitiannya, seperti tepung Mocaf, tebu tahan kering, dan pupuk hayati sekaligus pembasmi hama,” beber Muldoko.
Rektor Universitas Jember Iwan mengatakan kuliah umum bertema ketahanan pangan sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. Soko guru perekonomian Indonesia adalah pertanian, sebagian besar penduduk pun petani.
"Oleh karena itu memperkuat dasar pertanian dengan menyejahterakan petani menjadi kunci. Dan Universitas Jember memiliki visi dan misi mengembangkan dan memajukan agroindustri, maka kuliah umum ini menjadi bermakna agar sivitas akademika Universitas Jember mendapatkan informasi langsung dari sumbernya,” ujar Iwan Taruna.
Baca juga: Peneliti Unej Ciptakan Pakan Ternak Alternatif dari Kulit Singkong dan Tape Afkir |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News