Hal ini juga berlaku bagi Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam. Nizam menyebut dirinya akan melakukann silaturahmi dan sowan ke keluarga besarnya terutama yang sudah sepuh secara virtual.
Teknologi menjadi obat penawar rindu bagi Nizam untuk menyaksikan orang terkasih meski hanya melalui balik layar. "Untungnya ada teknologi, sehingga silaturahmi daring tetap bisa berjalan," kata Nizam kepada Medcom.id, Minggu 23 Mei 2020.
Beruntung dirinya telah berada di kampung halamannya saat PSBB belum diberlakukan untuk wilayah DKI Jakarta dan Yogyakarta. Setidaknya, dia tetap berada di sekeliling keluarga kecilnya di Yogyakarta saat ini.
Namun perbedaan tetap dirasakannya. Sebab lebaran kali ini, akan menjadi lebih sepi dari tahun-tahun sebelumnya. Selain karena tidak berkumpul dengan keluarga besar, makanan khas lebaran juga tak bakal dimasak sebanyak tahun lalu.
Begitu juga open house, hanya dibuka secara terbatas untuk tetangga terdekat. "Paling masak ketupatnya dibagi-bagikan saja ke tetangga, karena enggal banyak tamu juga," lanjut dia.
Nizam lebih memilih untuk produktif pada libur lebaran kali ini. Alih-alih berlibur, dia akan menghabiskan libur lebaran untuk bekerja atau Work From Home dari Kota Gudeg.
Nizam pun mengaku lebih produktif saat diminta Work From Home oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Bahkan untuk memberikan arahan kebijakan pendidikan dia mampu melakukan konferensi video hingga 12 kali dalam sehari.
"Alhamdulillah pekerjaan-pekerjaan lancar, malah lebih produktif, sehari bisa rapat melalui video konferensi sampai 12 kali. Tidak ada libur, kerja 24 jam dalam seminggu," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News