"Sebagian murid kita saat ini sudah jenuh dengan pola pembelajaran monoton, itulah kenapa perlu memberikan pembelajaran yang bervariasi untuk motivasi belajar siswa," ujar Hamid dalam telekonferensi, Selasa, 16 Juni 2020.
Hamid mengakui, banyak pengorbanan yang terjadi dalam masa PJJ dan Belajar di Rumah. Namun pengorbanan itu dilakukan guna memprioritaskan kesehatan dan keselamatan siswa.
"Istilah dikorbankan bukan berarti dikorbankan sepenuhnya. Tapi pilihan ketika masa wabah, pertama adalah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan siswa," ujar Hamid.
Yang terpenting, bagi Hamid, hak belajar siswa harus dipenuhi. Meskipun hal itu menjadi tantangan tersendiri di masa pandemi covid-19.
"Sepanjang anak-anak mendapat layanan penddidikan, seminimal apapun, harus kita jalani agar siswa mendapat pembelajaran yang maksimal," lanjutnya.
Baca juga: Nadiem: Zona Kuning Hingga Merah Dilarang Membuka Sekolah
Sebelumnya, Mendikbud, Nadiem Makarim menyebut banyak hal yang akan dikorbankan saat pembelajaran dari rumah dilakukan. Seperti kualitas pembelajaran, ada juga kualitas pembelajaran daring yang masih belum bisa merata kualitasnya, bahkan banyak peserta didik yang mengalami kesulitan di sana sini.
Nadiem juga menegaskan, bahwa jadwal dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021 tidak berubah, jadwalnya masih tetap di Juli 2020. "Kami tidak mengubah kalender pembelajaran," tegas Nadiem, dalam konferensi video, Senin 15 Juni 2020.
Secara umum seluruh daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah yang memiliki risiko penyebaran covid-19 tidak diperkenankan menggelar tatap muka di sekolah. Saat ini ada 94 persen dari jumlah peserta didik yang tersebar di 424 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang merepresentasikan zona tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News