Wacana rektor asing, menurut Surya Paloh, sah-sah saja untuk direalisasikan. Namun dengan catatan, bukan sebagai kebijakan yang permanen.
“Kalau memang betul-betul sudah melalui segala macam pertimbangan dan memang kebijakan ini (rektor asing) yang harus kita lakukan, mungkin untuk temporary boleh diujicoba, bukan untuk selamanya. 'Impor' dulu satu tahun, dari pada kita studi banding (ke luar negeri). Kita ambil saja itu sebentar, tidak ada salahnya juga,” kata Surya Paloh usai acara Penyerahan Dana Bantuan Pendidikan Online Scholarship Competition (OSC) Medcom.id, di Akademi Bela Negara (ABN), Jalan Pancoran Timur, Jakarta Selatan, Rabu, 7 Agustus 2019.
Ketua Umum Partai NasDem ini mengatakan, menuju Indonesia menjadi negara maju memang tak bisa menutup diri dari keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) asing. Surya Paloh yakin, jika sampai wacana rektor asing ini jadi diterapkan, tidak akan membuat nasionalisme luntur.
"Bahkan nasionalisme bisa kita kembangkan lebih kuat dan hebat lagi, dengan cakrawala dan visi berpikir yang lebih hebat lagi,” ujar Surya.
Baca: Pemerintah Godok Wacana Rekrut Dosen dan Rektor Asing
Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengatakan, dirinya telah mendapatkan dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo untuk mendatangkan rektor dan dosen asing ke Indonesia. Rencana ini akan direalisasikan mulai 2020.
Nasir menjelaskan, untuk teknis penerapan di perguruan tinggi saat ini masih terus digodok. Rencananya, akademisi asing ini akan diterapkan di kampus-kampus yang sudah mapan.
"Ini sedang kami siapkan. Langkah eksekusi tahun 2020 sudah harus mulai, 2019 akan memperbaiki regulasi. Hari ini ada rapat, mana regulasi yang menghambat akan kami pangkas," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News