"Bagaimana anak-anak yang tinggal di daerah kepulauan atau pedesaan yang tidak memiliki sarana angkutan yang ramah bagi pelajar perempuan dan misalnya pelajar perempuan harus pakai kebaya dan jarik, apa tidak ribet dan merepotkan?" tanya Darmaningtyas kepada Medcom.id, Jumat, 14 Oktober 2022.
Dia menyebut aturan ini juga merepotkan bagi siswa di daerah dengan ekonomi lemah. Darmaningtyas mencontohkan siswa di daerah Jakarta Selatan.
Meski di tengah kota, masih terdapat siswa dengan ekonomi sulit. Mereka bakal sulit mendapatkan pakaian adat yang notabene disewakan dengan harga mahal.
"Anak-anak ini tinggal di Jakarta Selatan, saya ambil gambarnya minggu lalu. Kebayang tidak beban orang tuanya bila harus nyediain pakaian adat sebagai seragam sekolah? Jadi, aturan Menteri Nadiem (Mendikbudrsitek Nadiem Makarim) soal seragam sekolah itu dari segi budaya keren, tapi dari segi ekonomi bisa membabani orang tua miskin," papar dia.
Hal serupa juga dia jumpai di Semarang, Jawa Tengah. Dia mengatakan di daerah itu masih terdapat keluarga yang tinggal di ruang 2x4 meter.
"Kebayang enggak, bagaimana anak-anak yang bersekolah bisa belajar tenang? Yang gini di Jakarta mudah dijumpai di Jakarta Pusat dan Barat. Kebijakan pendidikan sering mengabaikan kelompok seperti ini," tutur dia.
Baca juga: Pemda Punya Kuasa Penuh Soal Aturan Pemakaian Pakaian Adat di Sekolah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News