Dosen Unair Kadek Rachmawati. DOK Unair
Dosen Unair Kadek Rachmawati. DOK Unair

Dosen Unair Sebut Letak Geografis dan Aktivitas Masyarakat Jadi Potensi Zoonosis di Indonesia

Renatha Swasty • 08 November 2022 14:48
Jakarta: Infeksi zoonosis menjadi ancaman kesehatan global tak terkecuali di Indonesia. Letak strategis dan aktivitas manusia di Indonesia menjadi potensi terjadinya transmisi zoonosis.
 
Dosen Universitas Airlangga (Unair) Kadek Rachmawati mengatakan sampai saat ini lebih dari 75 persen infeksi baru dan 60 persen patogen yang ada bersifat zoonosis. Infeksi dari hewan ke manusia maupun sebaliknya terjadi akibat proses melewati barrier species.
 
“Makin banyak muncul penyakit infeksi baru dari hewan ke manusia. Namun, juga ada reserve zoonosis dari manusia ke hewan seperti Human Flu yang kini terjadi pada kucing,” kata Kadek dalam Webinar Nasional ASPC dengan tema Implementasi One Health dalam Digitalisasi di Era Society 5.0 yang digelar Jamaah Muslim Veteriner (JMV) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 8 November 2022.

Kadek menjelaskan one health digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan hewan melalui pencegahan penyakit hewan dengan pengendalian terkontol infeksi zoonosis.
One health juga merupakan upaya tiga pilar kedokteran hewan, meliputi kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, dan kesejahteraan hewan.  
 
“Dari peran itulah mengapa konsep one health sangat penting di Indonesia,” tutur Kadek.
 
Kadek menyebut one health mengutamakan pencegahan preventif. Dia menyatakan tindakan pencegahan dapat meminimalkan beban pengeluaran dibandingkan dengan penanganan bila terjadi wabah infeksius.
 
“Belajar dari kasus covid-19 yang membutuhkan banyak keperluan dengan biaya tinggi mulai dari pemeriksaan, pengobatan, APD. Belum lagi vaksinnya membutuhkan biaya sangat besar,” kata dia.
 
Kadek mengungkapkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi persebaran zoonosis cukup tinggi. Hal tersebut ditandai dari kerentanan perpindahan virus dari hewan ke manusia, salah satunya melalui penjualan hewan hidup di pasar tradisional.
 
“Indonesia salah satu hotspot penyakit infeksi emerging di asia. Potensinya dari pasar tradisional, seharusnya kita tidak boleh menjual unggas hidup di fresh market. Karena penjualan tersebut sangat rentan terjadinya percampuran banyak virus dan sangat dekat dengan aktivitas manusia yang tinggi,” papar dia.
 
Selain dari aktivitas manusia, letak geografis Indonesia yang strategis dalam jalur perdagangan juga menjadi ancaman tersendiri bagi persebaran infeksi zoonosis. Terutama, melalui kegiatan transaksional berbasis hewan dari negara asal infeksi.
 
“Karena Indonesia jalur lalu lintas untuk komoditi di dunia. Sehingga perpindahan virus sangat rentan terjadi di Indonesia,” tutur dia.
 
Baca juga: Mengenal Zoonosis: Penyakit yang Ditularkan Hewan Penyebab Cacar Monyet Hingga AIDS

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan