Pakar budaya Melani Budianta menyebut kehadiran gerakan SOB sebagai sesuatu yang menarik. Mengingat mereka menyajikan musik dari suatu ruang kosong, relief candi yang tidak berbunyi ataupun bersuara.
Hal tersebut dapat menjadi jalan pembuka untuk membuat Candi Borobudur sebagai lumbung budaya. Sebelumnya, Candi Borobudur memang sudah menjadi lumbung ilmu pengetahuan bagi ilmuwan di mancanegara.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Sekarang Borobudur dapat menjadi lumbung budaya yang bisa menghidupi banyak orang. Irisan musik hanya satu pengetahuan yang bisa kita gali di Borobudur,” jelas Melani dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Rabu, 1 Desember 2021.
SOB menghidupkan kembali alat musik di relief Candi Borobudur dengan konteks yang berbeda, interpretasi dan nuansa yang baru. Kemudian, alat musik tersebut dibingkai dengan ideologi kebangsaan.
“Sangat jelas ideologi dari SOB ini kebangsaan, mau melihat bagaimana Borobudur mau menyatukan seluruh nusantara dan bahkan melihat nusantara sebagai pusat dunia,” ujar Melani.
Alat musik yang sudah direkonstruksi ulang tersebut dapat disebarkan kepada pemusik lokal dan para anak muda. Ini bertujuan agar mereka juga dapat mempelajarinya sehingga membuat Candi Borobudur dapat tetap hidup dan menghasilkan berbagai macam jenis kesenian lainnya.
Melani menyarankan pemanfaatan teknologi digital dan informasi untuk membuka semua pengetahuan yang ada di Borobudur untuk anak muda. Harapannya, rasa kepemilikan akan budaya musik yang diusung SOB mendapatkan partisipasi lebih luas dengan kerja sama berbagai pihak.
“Kuncinya adalah partisipasi yang luas, tidak bisa ini hanya proyek SOB,” ucap Melani. (Widya Finola Ifani Putri)