Banyak tuntutan yang dihadapi guru. Mulai dari tuntutan orang tua, negara, peraturan yang berubah-ubah, anak didik yang berubah-ubah, hingga menghadapi diri sendiri terkait pengembangan dirinya.
Hal ini diduga telah membuat guru burnout atau mengalami kelelahan fisik dan mental karena tingkat stres tinggi. Hal tersebut akhirnya berdampak pada kualitas pembelajaran.
"Ketika burnout, gurunya tidak sehat, sakit secara fisik, mental, depresi akhirnya membuat pembelajaran tidak kondusif," kata Doni dalam siaran YouTube Gagasan Produktif dikutip Kamis, 11 Januari 2024.
Untuk itu, Doni menyebut guru perlu mengikuti asesmen psikologi. Hal itu diperlukan untuk mengukur kesehatan guru secara mental.
"Kalau terlalu lama mengajar tanpa asesmen itu kan sangat risiko, kesehatan mental guru juga memengaruhi," kata Doni.
Dia berharap asesmen psikologi guru bisa dilakukan berkala. Pasalnya, selama ini guru hanya menjalani setidaknya satu kali asesmen psikologi.
"Itu pada saat dia masuk. Padahal untuk mengajar ada syarat sehat jiwa dan raga," ujar Doni.
Baca juga: Sedang Burnout? Simak 4 Tips Efektif Mengelola Stres di Tempat Kerja |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News