Jutaan jemaah haji dari berbagai negara bergeser dari Arafah ke Muzdalifah. DOK kemenag.go.id
Jutaan jemaah haji dari berbagai negara bergeser dari Arafah ke Muzdalifah. DOK kemenag.go.id

Murur di Muzdalifah, Jemaah Haji Jangan Lupa Baca Niat Mabit Ini

Renatha Swasty • 12 Juni 2024 16:08
Jakarta: Skema pengangkutan jemaah haji menggunakan bus secara taraddudi (wira-wiri) pada malam 10 Zulhijjah tahun ini tanpa menurunkan jemaah di Muzdalifah atau disebut murur (melintas). Sehingga, jemaah haji yang sudah selesai wukuf di Arafah pada petang hari akan diangkut langsung menuju Mina
 
Pertimbangan PPIH menerapkan skema ini untuk mengurangi risiko jemaah haji. Utamanya, supaya tidak terulang peristiwa musim haji tahun lalu, jemaah haji Indonesia banyak yang terlantar di Muzdalifah hingga siang hari tanggal 10 Zulhijjah.
 
Dilansir dari kemanag.go.id, dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, M. Ishom el-Saha, menjelaskan masalah hukum murur Muzdalifah. Dia menjelaskan hukum murur Muzdalifah sudah dibahas dalam kitab-kitab fiqh maupun dalam forum Ijtima Ulama.

Intinya, sekalipun mabit di Muzdalifah termasuk wajib haji, akan tetapi bagi jemaah haji yang berhalangan boleh tidak berdiam lama dari mulai waktu magrib sampai pertengahan malam maupun sebelum terbit fajar di Muzdalifah.
 
Ketika jemaah haji melintas di daerah Muzdalifah, di atas kendaraan yang melaju pelan dan sesekali berhenti karena kepadatan lalu lintas, bacalah niat dalam hati maupun dengan lisan kalimat sebagai berikut:
 
Murur di Muzdalifah, Jemaah Haji Jangan Lupa Baca Niat Mabit Ini
 
Artinya: Saya niat mabit pada malam hari ini di Masyarakat Haram untuk berhaji mendekatkan diri kepada Allah SWT.
 
Murur di Muzdalifah, Jemaah Haji Jangan Lupa Baca Niat Mabit Ini
 
Niat dilakukan sebagai itikad baik bahwa jemaah haji benar-benar melakukan mabit walau sebentar di atas kendaraan. Posisi jemaah haji bukan menyelonong atau lewat begitu saja, akan tetapi berdiam diri sebentar di daerah Muzdalifah yang dilalui kendaraan.
 
Di samping niat, ketika melewati daerah Muzdalifah, terkecuali di lembah Muhassir, jemaah haji di dalam kendaraan sangat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan tarbiyah, takbir, bersalawat, dan beristighfar memohon ampunan Allah SWT.
 
Perjalanan antara Arafah, Muzdalifah, sampai Mina akan terkesan apabila jemaah haji mampu meresapi dan menghayati ritual haji sepenuhnya. Terlebih pengalaman itu hanya sekali didapati selama menunaikan ibadah haji.
 
Baca juga: Memahami Rukun Haji, Ibadah Haji Tak Sah Bila Jemaah Tinggalkan Salah Satunya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan