Namun, kuota tersebut bisa jadi tidak efektif. Sebab kalaupun memiliki kuota, hal itu menjadi sia-sia saat tempat tinggal siswa ataupun dosen tersebut tidak terjangkau akses internet.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika, Henry Subiakto mengatakan terdapat 83.218 desa atau kelurahan di Indonesia. Namun yang terjangkau internet saat ini berjumlah 70.670 desa.
"Masih ada 12.548 desa atau kelurahan yang belum bisa mengakses internet," ujar Henry dalam webinar Mengawal Anggaran Kuota Rp9 Triliun, Senin 7 September 2020.
Untuk di pulau Jawa dan Sumatra, kata Henry, ada sekitar 3.435 desa atau kelurahan yang belum memiliki akses internet. Sementara untuk daerah lainnya terdapat 9.113 desa yang belum terjangkau internet.
Baca juga: Komisi X Minta Ada Satgas Pengawasan Subsidi Kuota
Menurutnya, ini adalah fakta di lapangan yang terjadi hari ini. Artinya, anggaran kuota gratis sebesar Rp7,2 triliun itu nantinya hanya akan efektif untuk 70.670 desa atau kelurahan.
"Jadi memang ya mau tidak mau, kuota itu hanya bisa dimanfaatkan untuk desa yang sudah bisa mengakses internet," tambahnya.
Masalah infrastruktur akses internet ini diharapkan dapat segera diatasi. Bagi siswa hingga dosen yang wilayahnya belum terjangkau internet, dapat mengakses program yang lain dari Kemendikbud.
"Kalau belum ada, itu mungkin menggunakan TVRI atau media lain, ada yang pakai Handy Talkie. Kalau daerah hijau bisa langsung bertatap muka," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
