“Variasi penyakit asma ini sangat banyak dan keradangan pada saluran napas juga ditandai dengan gejala respirasi. Umumnya seperti batuk, sesak dan dada merasa tertekan. Umumnya rasa sakit tersebut beraksi pada malam atau pagi hari,” papar dokter spesialis paru konsultan, Arief Bakhtiar, dalam edukasi kesehatan Dokter UNAIR TV Fakultas Kedokteran (FK) Unair dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 13 Mei 2025.
Arief menyampaikan asma merupakan penyakit bawaan sejak kecil atau dapat muncul saat orang sudah dewasa akibat dari beberapa hal. Salah satunya, dari tempat kerja yang berpotensi menyebabkan terjangkit asma.
Orang-orang dapat terjangkit asma tiba-tiba yaitu berawal dari lokasi pekerjaan dan rutinitasnya. Misalnya, mereka sering menghirup debu kapas atau industri.
"Perlu diingat bahwa asma bukan penyakit yang menular meskipun ditandai dengan batuk. Pemahaman masyarakat yang awam tentang gejala batuk tersebut dianggap akan menular, padahal tidak menular, ya,” ucap dia.
Faktor cuaca dan lingkungan juga sangat memengaruhi selain masalah infeksi dan psikis. Seorang penderita asma seringkali mengalami kambuh ketika berhadapan dengan cuaca yang berubah-ubah.
“Makanya kita seringkali mendengar dari para penderita asma, jika kambuh mereka bercerita bisa karena kondisi hawa yang dingin, debu polusi atau debu dalam rumah misal debu kipas angin atau AC. Jadi, faktor lingkungan tentu sangat berpengaruh bagi mereka,” ujar dia.
Arief menjelaskan asma yang menyerang saluran pernapasan membutuhkan jenis pengobatan yang tepat yaitu obat hisap atau semprot. Masih ada mitos, masyarakat percaya obat hisap atau inhaler dapat menimbulkan ketergantungan.
Dia membantah hal tersebut. Arief menyebut obat hisap tidak menyebabkan ketergantungan bila penggunaannya sesuai.
“Pengertian obat inhaler atau hisap menyebabkan ketergantungan itu cara berpikir yang terbalik. Seseorang penderita asma perlu pengobatan jangka lama. Maka sebaiknya menggunakan pengobatan yang aman yaitu dosis yang sesuai dan langsung tepat sasaran,” kata dia.
Dia mengakui penderita yang menggunakan inhaler perlu jangka lama sesuai kebutuhannya. Apabila asma bisa terkontrol dan jarang kambuh, obatnya bisa dikurangi dan di-stop.
"Semua digunakan sesuai dengan kondisi penderita masing-masing,” tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id