"Indonesia akan membuka ruang diskusi bagi para peserta untuk mengkaji bagaimana praktik terbaik di Indonesia dapat diterapkan di negara mereka dan sebaliknya, praktik terbaik di negara mereka bagaimana dapat diterapkan di Indonesia," kata Iwan dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Senin, 30 September 2024.
Iwan menjelaskan dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah mengembangkan berbagai platform dalam ekosistem pendidikan di bawah Kemendikbudristek. Khususnya, untuk mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar.
"Terdapat sejumlah capaian yang menjadi perhatian dan kami juga melakukan refleksi atas hal-hal yang perlu dioptimalkan," papar Iwan.
Iwan berharap GSVI menjadi momentum nasional untuk terus mendorong keberlanjutan transformasi pendidikan. Nantinya, ekosistem teknologi pendidikan di dalam payung kebijakan Merdeka Belajar turut menjadi materi diskusi oleh para peserta.
Dia menuturkan di Indonesia, transformasi pendidikan melalui adopsi teknologi untuk pembelajaran. Hal itu juga telah didukung dengan kebijakan untuk mendukung keberlanjutan prosesnya.
Ie menjelaskan Indonesia sebagai negara dengan ekosistem pendidikan terbesar keempat di tingkat dunia mencakup lebih dari 60 juta murid, lebih dari 4 juta pendidik yang tersebar di lebih dari 400 ribu sekolah.
"Kompleksitas dan cakupan transformasi ini menjadi salah satu materi yang ingin diketahui oleh para peserta delegasi," ujar dia.
GSVI akan mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara dan 9 organisasi internasional di Bali pada 1-3 Oktober 2024. Simposium internasional tersebut terkonfirmasi akan dihadiri oleh berbagai negara termasuk Finlandia, India, Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab.
Momentum ini diharapkan menjadi pembuktian transformasi pendidikan yang telah dijalankan Indonesia. Tema GSVI 2024 ialah Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia.
Baca juga: Lima Tahun Jadi Mendikbudristek, Nadiem Pamer 26 Episode Merdeka Belajar |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News