Siswa madrasah tengah belajar di dalam kelas. Foto; Ditjen Pendis
Siswa madrasah tengah belajar di dalam kelas. Foto; Ditjen Pendis

Desain Asesmen Nasional Kompetensi Keagamaan Siswa Bakal Ukur 3 Aspek Ini

Citra Larasati • 13 Maret 2025 06:00
Jakarta:  Kementerian Agama menyusun desain operasional Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama Peserta Didik. Kemenag menilai, kualitas pembelajaran harus selalu di-update, khususnya terkait literasi keagamaan siswa, antara lain terkait kemampuan membaca Al-Qur’an bagi siswa beragama Islam.
 
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, M Arskal Salim mengatakan, kualitas pembelajaran di sekolah/madrasah di bawah Kemenag harus selalu di-update.  “Jadi, kita sudah harus segera bergerak. Akses terus kita buka. Tapi, pada saat yang sama alat untuk mengukur hal tersebut juga harus jelas,” ujar Arskal dalam ‘Penyusunan Desain Pelaksanaan Asesmen Nasional PAI’ yang diinisiasi Direktorat PAI, dikutip dari laman Kemenag, Kamis, 13 Maret 2025.
 
Menurut Arskal, desain dan ukuran dalam asesmen ini harus dirumuskan bersama agar dalam pelaksanaannya bisa mencerminkan hal-hal yang telah dipersiapkan oleh tim. Asesmen nasional ini menjadi parameter untuk melihat kualitas pendidikan, khususnya pendidikan Islam, yang diselenggarakan Kemenag.

“Dalam asesmen nasional ini ada tiga aspek. Pertama, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Kedua, survei karakter. Ketiga, moderasi beragama. Ketiganya sama-sama penting. Secara khusus, saya berterima kasih kepada Pustrajak Penda bisa membantu untuk menghasilkan survei karakter ini,” ujarnya.
 
Baca juga: Kemenag Tengah Siapkan Asesmen Nasional Literasi Dasar Beragama Peserta Didik

Mantan Sekretaris Balitbang Diklat ini menambahkan, terkait asesmen nasional yang mencakup literasi dan numerasi maka akan terlihat sejauh mana kemampuan para peserta didik kita, khususnya di sekolah.
 
“Dari kegiatan ini, saya juga berharap bisa didapat berapa jumlah Guru PAI yang direkrut dalam lima tahun. Apa output dan bagaimana perbedaan disparitas antardaerah. Sebab, bisa jadi guru yang dihitung hanya di Jabodetabek, sementara ada kekurangan di tempat lain,” tuturnya.
 
Baca juga:  Mengenal SQ3R, Teknik Membaca yang Membantu Memahami Lebih Baik

Kepala Pustrajak Penda BMBPSDM Rohmat Mulyana Sapdi yang turut hadir menambahkan pentingnya kolaborasi antarunit eselon 2 ini. Sebab, sebagai dapurnya kebijakan Kemenag, pihaknya bisa mengetahui kebutuhan unit teknis jika bisa duduk bersama.
 
“Kami akan mendukung penuh asesmen nasional ini. Karena ini kerja sama, tentu kami akan sisihkan anggaran meski tidak besar karena efisiensi,” selorohnya.
 
Penyusunan desain ini melibatkan beberapa peneliti BRIN, pengawas sekolah dari sejumlah daerah, dan tim kecil dari Direktorat PAI dan Pustrajak Penda. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan