Syifa, seorang mahasiswa program Magister Urban and Geotechnical Engineering, berbagi cerita indahnya Ramadan. Dia menuturkan lingkungan kampus multikultural menjadi tempat di mana toleransi bukan hanya kata-kata, tetapi aksi nyata.
"Meskipun jauh dari rumah, suasana Ramadan di sini sungguh menghangatkan hati," ujar Syifa dikutip dari unggahan Instagram @lpdp_ri, Kamis, 27 Maret 2025.
Ia menceritakan kampusnya, UST Korea, dengan penuh pengertian menyesuaikan jadwal dan menyediakan fasilitas ibadah, hingga menciptakan ruang nyaman bagi mahasiswa muslim untuk menjalankan ibadah puasa.
Baca juga: 6 Rekomendasi Universitas di Inggris yang Tawarkan Studi Islam, Mana Pilihanmu? |
Kegiatan-kegiatan seperti buka puasa bersama, salat tarawih, dan kajian keagamaan menjadi sumber ketenangan di tengah kesibukan belajar dan riset.
"Momen-momen ini mengobati kerinduan akan suasana Ramadan di Indonesia," ungkap Syifa dengan nada haru.
Syifa juga berbagi pengalaman uniknya berburu takjil di masjid dan mengikuti berbagai kegiatan Ramadan lainnya, seperti mengajar anak-anak dan belajar membaca Al-Quran bersama teman-teman dari berbagai negara. Ia terkesan dengan semangat warga Korea Selatan yang Muslim dalam memperdalam ilmu agama, sebuah pemandangan yang menyentuh hatinya.
"Di sini, saya menemukan keluarga baru dan pengalaman yang tak terlupakan. Ramadan tahun ini memang berbeda, tetapi kehangatan dan kebersamaan yang saya rasakan sungguh luar biasa." lanjut Syifa.
Kisah Syifa ini adalah cerminan indah bagaimana toleransi dan kebersamaan dapat tumbuh subur di lingkungan pendidikan multikultural. Di tengah perbedaan, mereka menemukan kesamaan dalam iman dan kemanusiaan, menciptakan Ramadan penuh makna di negeri ginseng. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News